Jambi, AP – Setelah hampir 19 tahun absen, film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G-30-S/PKI) kembali tayang untuk ditonton masyarakat luas pada tahun ini, pemutaran film ini diinisiasi oleh Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo. Melalui perintahnya, TNI melaksanakan kembali untuk menonton film bareng G-30-S/PKI. Ajakan ini juga bersambut di masyarkat.
Antusias menonton Film G30S/PKI juga terasa di Provinsi Jambi, hamper di setiap titik masyarakat Antusias menonton filem bersejarah ini, salah satunya Gubernur Jambi, H. Zumi Zola Zulkifli, bersama Danrem 042/Gapu, Kol.Inf.Refrizal berserta jajarannya dan ratusan warga Jambi menggelar dan mengikuti nonton bareng film G30S/PKI, bertempat di Lapangan Makorem 042/Gapu Jambi, Sabtu (30/09) malam.
Unsur Forkompimda Provinsi Jambi, para tokoh masyarakat dan tokoh pemuda Jambi, dan para Kepala OPD Pemerintah Provinsi Jambi turut hadir dalam nonton bareng tersebut.
Sebelum pemutaran film G30S/PKI dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan pembacaan deklarasi para pemuda dan pemudi Provinsi Jambi.
“Saya sangat mengapresiasi sekali pemutaran film G30S/PKI, ini merupakan tonggak sejarah bagi Bangsa Indonesia, mulai berdirinya, bangsa Indonesia, terutama generasi muda, harus mengetahui sejarah bangsa ini, mulai berdirinya bangsa Indonesia sampai sekarang,” ujar Zola usai nonton bareng.
Zola mengatakan, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang tangguh, bangsa yang sangat di hargai dan disegani oleh Bangsa-Bangsa lain.
“Baru-baru ini saya diundang di PBB dan bertemu dengan petinggi negara lain di sana, bangsa kita sangat disegani. Saya diundang di sana dan berkesempatan untuk menyampaikan beberapa persoalan yang sedang dihadapi oleh masyarakat di Provinsi Jambi yaitu masalah listrik, Pemrov Jambi melalui dana zakat akan berkerja sama dengan PBB untuk mengatasi masalah listrik. Kita dapat bantuan yang insya Allah ditargetkan pada tahun 2018 sudah berjalan, Indonesia pertama kali yang mendapatkannya yaitu di Jambi, nanti akan diutamakan pada daerah yang terpencil yang ada sungai dan ada air terjunnya,” tutur Zola.
Zola mengemukakan, saat ini para pelajar, mahasiswa, pejabat atau pemimpin dianjurkan untuk melihat dan menyaksikan flim G30S/PKI disamping kita membaca sejarah.
“Nobar film bersejarah ini digagas oleh Panglima TNI, Jendral Gatot Nurmantyo, untuk dapat diputar kembali agar generasi muda tidak lupa akan sejarah bangsa ini,” kata Zola
Mungkin banyak yang sudah menyaksikan film ini, tapi masih banyak juga yang belum melihatnya. Waktu saya SD, saya sudah melihat film ini, film ini sangat ngeri sekali, karena film ini menceritakan dimana para pemberontak atau PKI mengkhianati bangsa, dengan cara menculik beberapa jenderal secara paksa, sambung Zola.
“Kemerdekaan yang kita rebut telah banyak mengorbankan nyawa, harta.K emerdekaan ini perlu kita pertahankan serta diisi dengan pembangunan, dan jangan sampai terulang kembali peristiwa serupa dimasa mendatang,” pungkas Zola.
Sementara itu, Danrem 042/Gapu, Kol.Inf. Refrizal menyampaikan, tujuan pemutaran film G30S/PKI ini adalah untuk menambah pengetahuan para generasi muda agar mengenal sejarah bangsa. “Kita sebagai generasi muda yang belum mengetahui tentang film pengkhianatan G30S/PKI yang terjadi 52 tahun yang lalu dapat kita saksikan atau membaca sejarah, untuk penambah kecerdasan tentang pemahaman kejadian dulu tidak akan kembali terjadi di negara ini,” kata Danrem.
Lebih lanjut, Danrem berpesan kepada generasi muda Jambi agar tidak mudah terhasut oleh kabar yang kurang jelas, dengan kemajuan teknologi saat ini berdampak positif dan juga bisa berdampak negatif, banyaknya berita hoax (bohong) yang menyebar untuk mengadu domba antar kelompok. “Kita ini negara yang besar, jangan mudah diadu domba oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” tegas Danrem.
“Negara kita berdasarkan Pancasila yang patut kita pertahankan,” tambah Danrem.
Selain itu, dirinya juga minta maaf kepada seluruh masyarakat yang hadir atas kurangnya fasilitas kursi. “Saya dan segenap jajaran mohon maaf kepada masyarakat yang hadir karena mungkin ada yang tidak dapat kursi sehingga nobarnya sambil berdiri. Kemungkinan semua yang hadir di sini mencapai enam ribu lima ratus orang,” ungkap Danrem. ran