Jambi, AP – Pihak pengelola Museum Siginjei Jambi menyatakan terus berupaya meningkatkan perannya dalam pewarisan nilai-nilai kebangsaan terhadap generasi muda khusunya bagi kalangan pelajar.
“Pewarisan nilai-nilai kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air menjadi fokus program kami dalam edukasi peninggalan benda-benda bersejarah yang ada di museum,” kata Kepala Museum Siginjei Jambi Dendi Berlian di Jambi, Rabu (04/10).
Edukasi sejarah bagi kalangan generasi muda di museum menurut dia, sangat penting dilakukan guna meningkatkan nilai kebangsaan dan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia seiring perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat.
Beberapa waktu lalu museum milik Pemerintah Provinsi Jambi ini telah melaksanakan pameran bersama se-Sumatera dengan fokus pada pameran senjata peninggalan sejarah masa lampau.
“Pameran senjata itu juga termasuk pewarisan nilai-nilai kebangsaan, jadi pengujung diperkenalkan berbagai macam senjata yang digunakan untuk mengusir penjajah untuk merebut kemerdekaan,” kata dia.
Edukasi sejarah bagi pengunjung khususnya kalangan siswa itu yang disediakan itu, seperti film yang terkait dengan visualisasi sejarah yang di dalamnya mengandung nilai perjuangan rasa cinta terhadap bangsa.
“Dan yang jelas juga kita sesuaikan dengan kebutuhan pengunjung, bila pengunjung anak-anak kita fokus pewarisan nilai sejarah dan kebangsaan, tapi jika pengunjung peneliti itu kan tujuannya untuk mencari pengetahuan,” katanya menjelaskan.
Museum Sigenjei yang terletak strategis di tengah Kota Jambi itu berada di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Kota Jambi dan saat ini menyimpan 3.373 koleksi benda bersejarah.
Selain untuk edukasi, koleksi benda sejarah di museum tersebut dipublikasikan untuk dipelajari dan diteliti oleh kalangan pelajar, mahasiswa dan pengunjung lainnya.
Ribuan koleksi yang ada itu usianya mulai dari abad ke-5 dan ada yang mulai masuknya Islam ke Jambi khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Dari jumlah koleksi yang ada saat ini terdiri dari 10 jenis. Yakni geologika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika, filologika, kramalogika, senirupa dan teknologika. ant