Kualatungkal, AP—Masyarakat di Desa Bukit Bakar, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, kini bisa sedikit bernapas lega. Sebab, desa mereka yang sebelumnya gelap gulita dari penerangan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu bakal mulai teraliri listrik.
Meski hanya sebagian kecil, namun masyarakat di Desa yang letaknya berbatasan dengan kabupaten Tebo itu sangat merasa senang. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Desa (Kades) Bukit Bakar, Suwarno, Kemarin.
Suwarno menjelaskan, masyarakat yang bakal teraliri listrik ini baru sebanyak 4 (empat) RT, dari 10 (sembilan) RT secara keseluruhan yang ada di Desa Bukit Bakar. Adapun arus listrik nya sendiri berasal dari PLNdi Kabupaten Bungo.
“Kami kemarin mengajukan (pemasangan jaringan listrik) ke Bungo (Kabupaten Bungo), tembusan pengajuannya sampailah ke Tungkal (PLN Rayon Kuala Tungkal),”kata Suwarno.
Dijelaskan Suwarno, pada tahun 2018 mendatang pihaknya optimis listrik akan masuk secara keseluruhan di Desa yang ia pimpin tersebut.
“Kami mengajukan ke Bungo ya karna Desa kami dekat dari Bungo. Tahun ini (listrik) sudah masuk 4 RT, tahun 2018 mungkin untuk yang 6 Rt,”terang Suwarno.
Dari 4 Rt yang ada, saat ini sudah terpasang tiang listrik serta instalasi listrik di setiap rumah. “Saat ini tiang listrik sudah masuk di 4 Rt yang ada,”tandas Suwarno menutup keterangannya.
Diberitakan sebelumnya, Ratusan kepala keluarga (KK) di Desa Bukit Bakar, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, mengeluhkan belum tersentuhnya penerangan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Naminem warga Desa Bukit Bakar mengatakan, meski sudah puluhan tahun menjadi Desa bagian dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat, namun Desa yang berdekatan dengan Kabupaten Tebo itu belum pernah merasakan nikmatnya aliran listrik PLN.
“Selama ini kami sangat mendambakan bisa merasakan penerangan dan pelayanan listrik dari PLN. Kamipun sudah berusaha mengusulkan ini ke Pemerintah dan PLN Tungkal. Tapi ya begitulah mas, hingga kini belum ada tanda-tanda juga Desa kami ini bisa tersentuh listrik PLN,”ujarnya, belum lama ini.
Dijelaskan Naminem, dengan tidak adanya listrik PLN di Desa Bukit Bakar menyebabkan masyarakat cenderung kesulitan dalam melakukan aktivitas setiap harinya, terutama di saat malam hari. Selain itu akibat belum masuknya listrik PLN ,warga Desa Bukit Bakar juga merasa jauh tertinggal dari desa lain yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Untuk penerangan malam hari, lanjut Naminem, sebagian besar warga Desa Bukit Bakar terpaksa menggunakan penerangan manual dan ala kadarnya. Sementara untuk bisa menonton acara televisi wargapun terpaksa membeli Jenset sendiri, itupun bagi yang mampu.
“Dengan belum masuknya listrik, warga juga mengalami kesulitan mengakses informasi dari luar Desa. Bahkan yang lebih memprihatinkan, kondisi ini berimbas pada tahap perekonomian warga yang jauh di bawah garis kemiskinan,”terangnya.
Naminem dan warga Desa Bukit Bakar sangat berharap listrik PLN segera masuk ke tempat Tinggal mereka. Menurutnya, jika listrik PLN sudah masuk ke Desa Bukit Bakar, maka warga Desa Bukit Bakar dipastikan akan mengalami kemajuan. Wadah informasi untuk kemajuan masyarakat akan datang secara sendirinya. Terlebih lagi dengan adanya listrik,tentu dapat memberi kemudahan bagi masyarakat Desa Bukit Bakar untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.
“Kedepannya Pemerintah dan PLN harus lebih maksimal lagi dalam memberantas keterisoliran listrik ini, terutama di desa terpencil ini (Desa Bukit Bakar),”tukasnya. (oke)