Muarasabak, AP – Gas elpiji 3kg atau biasa disebut gas melon merupakan salah satu program subsidi pemerintah yang bertujuan agar masyarakat dapat beralih dari penggunaan minyak tanah menjadi elpiji. Walau demikian, terkadang kelangkaannya masih kerap terjadi, sehingga untuk mendapatkan harus rela antri hingga beberapa jam. Sedihnya lagi, setelah sudah lama menunggu terkadang tidak kebagian.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Minggu (8/10) lalu, warga sudah rela antri dan berduyun-duyun untuk mendapatkan karcis gas melon tersebut. Dan tidak sedikit mereka yang tidak mendapatkan.
Maulana, salah satu pemilik pangkalan gas elpiji 3 Kg di Kecamatan Nipah Panjang mengatakan, ada beberapa faktor penyebab sering terjadi kelangkaan, salah satunya sulit mengatur warga pengguna gas elpiji 3 Kg, karena hampir setiap kali gas masuk yang notabene nya tiga kali dalam seminggu dalam rentan waktu dua hari sekali dengan jumlah kuota kurang lebih 1000 tabung, kenyataannya warga yang mengambil itu-itu saja.
Biasanya, sebutnya, kalau untuk kebutuhan rumah tangga gas melon akan habis minimal satu minggu, ini menjadi pertanyaan buat dirinya apakah gas ini digunakan sesuai peruntukannya atau untuk dijual kembali.
“Terkadang saya bingung juga, catatannya ada, baru sekitar beberapa hari ngambil gas elpiji kok sudah ngambil lagi,” sebutnya.
Atas kejadian ini, ia tidak bisa berbuat banyak dan tidak bisa melarang masyarakat untuk mengambil gas, karena ditakutkan akan berdampak selaku pangkalan yang kembali disalahkan.
Ia berharap, agar pemerintah ikut andil dalam penyaluran gas melon, minimal diadakan pendataan setiap RT bagi masyarakat yang betul-betul layak menerimanya. “Setelah itu diberikan kartu dan diatur waktu pengambilannya, sehingga penyaluran gas elpiji 3 Kg bisa tepat sasaran,” harapnya. fni