Jambi, AP – Sebuah pribahasa mengatakan, mulutmu hariamaumu, Segala perkataan yang diucapkan apabila tidak dipikirkan dahulu dapat merugikan diri sendiri, jadi setiap perkataan yang diucapakan harus dipertanggung jawabkan, pribahasa ini mungkin cocok untuk seorang pengendara roda dua (motor) yang melanggar lalulintas diduga menghina polisi dan sebut “Jambi ini adalah milik cina”.
Sontak, ucapan pengedara bernama Awi warga jalan H. Kamil, Kota Jambi ini nyaris dihakimi massa saat ia berada di kawasan jalan Kolonel. M. Thaher, Kota Jambi yang sedang diberhentikan polisa karena tidak menggunakan kelengkapan kendaraan (helem).
Karena ulahnya tersebut, terpaksa warga keturunan tionghoa ini berurusan dengan hukum, sudah salah melanggar lalulintas, ngamukin polisi dan berani mengeluarkan kata-kata yang menyinggung orang banyak.
Kronologis pristiwa itu bermula, Rabu (11/10/2017) pagi, pada saat anggota kepolisian dari Kapolda Jambi melakukan razia rutin terhadap pelanggaran ketertiban lalu lintas dikawasan jalan Kolonel. M. Thaher, Kota Jambi, pada saat itu polisi mendapatan tersangka tidak menggunakan helem, olehnya, polisi lantas menegur pria tersebut .
Tidak terima dengan teguran polisi pria tersebut mengamuk sambil memaki angota polisi dengan mengeluarkan kata “b*bi” dan juga mengatakan “Jambi ini adalah milik cina”.
Atas ucapan tersebut, Novan, salah satu warga Jambi mengaku geram, dikatakannya warga keturunan tionghoa tersebut harus bisa menempatkan sebuah perkataan yang baik.
“Dengan perkata yang dilontarkan oleh warga keturunan etnis tionghoa tersebut tentu sudah menyingggung warga pribumi,” ujarnya. Saat dimintai keterangan, Rabu (11/10).
Sementara itu warga lain, Dicky meminta kepada petinggi Tionghoa untuk menindak warganya tersebut sesuai dengan hukum adat istiadat yang berlaku di etnisnya tersebut.
“Selain hukum negara, kami selaku warga jambi juga minta kepada pemuka warga tionghoa untuk menindak warganya sesuai hukum adatnya,” ujarnya.
Dijelaskannya, ucapan yang dilontarkan oleh warga keturunan tionghoa tersebut tentu sudah menjatuhkan martabat warga Jambi. Budi