Kualatungkal, AP – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) menegaskan kepada Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Dinas Kesehatan bersama BKP-SDM Tanjabbar untuk dapat membuat kajian analisis dan pemetaan terhadap kebutuhan guru dan tenaga kesehatan di wilayah Kabupaten Tanjabbar.
Ucapan ini disampaikan langsung oleh Bupati Tanjabbar, Dr. Ir. H. Safrial, MS. Menurut Bupati, tugas ini dilakukan demi untuk membenahi pendidikan dan pelayanan kesehatan serta mengetahui angka kekurangan dan kebutuhan guru ditiap sekolah serta tenaga kesehatan di tiap puskesmas maupun pustu bisa termonitor. Sehingga kekurangan yang terjadi selama ini paling tidak kedepan bisa dipenuhi.
Selain itu, kata Bupati dari pemetaan tersebut maka akan terlihat di sekolah mana yang betul-betul kekurangan guru, guru apa yang dibutuhkan. Mulai dari guru kelas, guru Mapel dan bisa pula diketahui sekolah-sekolah mana saja terdapat penumpukan guru.
“Jika ini terdata dengan baik maka Pemkab mempunya data base yang jelas terkait penyebaran guru dan tenaga kesehatan. Kalau ini dilakukan insya Allah semua anak murid mendapatkan perlakuan pendidikan yang sama,” ungkap Bupati.
Persoalaan ini perlu segera ditindaklanjuti, lanjut dia dalam upaya meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan yang adil dan merata di Kabupaten Tanjabbar. Bahkan, Bupati khawatir kekurangan guru tersebut, dapat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di Tanjabbar.
Disamping itu, Bupati juga menegaskan seluruh OPD agar tidak mudah mengeluarkan atau memberikan rekomendasi permohonan pindah tugas staf, apakah guru, medis ataupu staf PNS lainnya tampa mengkaji aspek kebutuhan dan cadangannya.
“Sekira alasannya hanya pindah tugas karena orang tua sudah tua, itu rasanya tak begitu utama, sudah barang tentu orang tuanya lebih tua dari dia,” sebutnya.
Disisi lain, Bupati juga bakal memantau proaktif dan ketegasan kepala sekolah juga dibutuhkan, jika sekolah kelebihan guru sudah seharusnya disampaikan ke Pemkab untuk dilakukan redistribusi ke sekolah-sekolah yang masih kekurangan guru. Bahkan komitmen dan niat dari para guru dan tenaga kesehatan untuk mengimplementasikan janji sebagai abdi negara ‘Siap ditempatkan dimana saja.
“Saya rasa itu komitmen dan janji awal ketika melamar jadi PNS,” imbuh Safrial.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjab Barat Martunis Yusuf, S.Pd, M.Pd mengatakan, bahwa Tanjab Barat masih kekurangan sekitar 500 guru tingkat SD dan SMP. Diakuinya, untuk memenuhi kebutuhan Guru saat ini, pihaknya masih dibantu oleh guru dari tenaga honorer
Berdasarkan Rekap data guru di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tahun Ajaran 2016/2017, kekurangan Guru mencapai 89 persen dengan rincian Guru SD 77 persen sedangkan Guru SMP 12 persen.
Sementara berdasarkan rekap data ijazah terakhir TP 2016/2017 Semester 2 sebanyak 3.046 orang dengan rincian Guru SD berstatus PNS 1.414 orang dan non PNS 862 orang sedangkan guru SMP PNS sebanyak 436 dan non PNS 334 orang.
Kekurangan guru tersebut terdiri dari beberapa jurusan, diantaranya guru kelas, guru agama dan penjas. Ia juga mengakui jika kekurangan guru itu salah satunya dari penyebaran guru yang belum merata disamping setiap tahunnya ada yang pensiun. jt