Kualatungkal, AP – Dugaan penyimpangan dana desa hingga pembagian raskin di Desa Teluk Sialang Kecamatan Kuala Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) terus dikeluhkan warga.
Salah satu Ketua RT setempat, mengatakan pembangunan desa banyak dialokasikan di daerah basis kepala desa, kades juga dianggap tidak mau menerima aspirasi dan pendapat ketua RT maupun warga setempat.
“Sejak kepemimpinan kades sekarang, banyak wilayah RT yang tidak tersentuh pembangunan melalui Dana Desa. Saat musyawarah desa kita ikut rapat tapi kita hanya melengkapi saja, pendapat kita juga tidak mau didengar, keputusan juga diambil kades sendiri,” keluh salah satu Ketua RT yang namanya tidak mau disebutkan.
Dicontohkannya, pembagian beras untuk keluarga miskin (Raskin) juga terdapat penyimpangan, dimana warga wajib setor ke Desa Rp 1.800 per kilo gram, ini lebih besar yang seharusnya Rp 1.600 perkilo gram.
“Sebagai RT kita juga punya tanggungjawab yang berat, kadang timbangan bisa berkurang,” paparnya.
Bukan hanya itu, pembangunan Jalan Desa di Teluk Sialang Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjab Barat yang menghabiskan Anggaran ratusan juta rupiah dari Dana Desa (DD) dibangun beberapa bulan yang lalu juga menuai banyak keluahan dari warga setempat.
Jalan rabat beton yang berlokasi di RT 04 tembusan Parit Gegat Desa Sialang itu diduga dikerjakan asal jadi oleh pemerintah desa untuk mencari keuntungan pribadi.
Sementara dari pantauan di lapangan terlihat jelas jalan tersebut tidak menggunakan Besi Behel atau harmonika sehingga hampir keseluruhan tersebut jalan begitu mudah retak-retak atau pecah.
Selain itu, tebal jalan yang tidak rata ada yang hanya sekitar 2 centi meter, bahkan diduga semen tidak berimbang dengan pasir sehingga baru beberapa hari dibangun, hampir keseluruhan jalan tersebut sudah mulai ratak-retak dan hancur.
Sementara itu, Kades Teluk Sialang, Muhammad Yani membenarkan jika keadaan jalan yang dibangun sekitar bulan Juni lalu itu sudah retak-retak. Bahkan dengan lantang ia menyebut jika ini sudah menjadi temuan Inspektorat Tanjab Barat.
“Retak itu wajar, jalan di Kota saja bisa pecah-pecah apalagi jalan di Desa,” jelasnya.
Ditanya berapa anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan jalan tersebut, Yani menjelaskan Sebesar Rp 180 juta dengan panjang jalan 440 meter dari Dana Desa tahun 2017. Dirinya juga mengakui kalau pengerjaan dilakukan pada malam hari pada bulan Puasa.
“Pengerjaan jalan itu pada malam hari bulan puasa, biasalah kerja pada malam hari sehingga hasilnya seperti itu,” kata Kades.
Angota DPRD dapil Tungkalilir, Mariatul Kiftiah mengaku sudah mendapat banyak laporan atas keluhan-keluhan warganya. Namun sayangnya ia tidak bisa berbuat banyak. “Kita hanya bisa melakukan pengawasan, kita siap turun ke lokasi jika masyarakat meminta,” katanya singkat.
Terkait jalan ia juga berharap kepada seluruh pengusaha yang ada di wilayah sialang untuk dapat memahami kondisi jalan di kawasan itu.
“Kalau bisa pengusaha sawit, pinang, kelapa, mengunakan mobil yang tidak melebih tonase agar jalan tidak rusak,” tuturnya. (her)