Muarasabak, AP – Susahnya mendapatkan gas melon elpiji 3 Kilogram (Kg) menambah penderitaan masyarakat Kecamatan Nipahpanjang. Meskipun ada, namun harganya mencapai Rp. 35 ribu per tabung. Ini sangat tidak sesuai dengan kondisi kesulitan perekonomian yang dialami masyarakat saat ini.
Rojali atau akrab dipanggil jalik, yang merupakan salah satu warga Kelurahan Nipahpanjang ll Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjabtim mengatakan, kalau kelangkaan ini sudah sejak dua minggu terakhir.
“Kayak mau beli intan bae sulit mendapatkannya. Kalau intan tahu persis, jika mau beli tinggal pergi ke tokoh intan. Tapi kalau gas, sudah susah mendapatkannya, harga pun melambung pulak,” ucap jalik, sabtu (28/10) lalu.
Idham, warga Nipahpanjang 1 berharap, agar pemerintah bisa menertibkan para pengguna gas subsidi. Karena kelangkaan itu disebabkan tidak tepatnya dalam pendistribusian, sehingga dampaknya dirasakan oleh masyarakat yang layak mendapatkan.
“Seharusnya pemerintah bisa bertindak, orang yang berhak memakai gas melon itu yang macam mana, Karena gas tersebut subsidi dari pemerintah,” tegasnya.
Ia berharap, Jika pemerintah bisa menertibkan masyarakat yang bagaimana berhak menggunakan gas 3 kg itu, tentunya bisa mengurangi kelengkaan. “Sekarang kalau bisa tolong tertibkan untuk yang menerima gas, kan ada aturannya. Kalau perlu orang yang layak untuk menggunakan gas subsidi tolong didata lagi. inilah yang memicu langkahnya gas tersebut,” harap Idham.
Sementara itu, H. Edi salah satu pangkalan menuturkan, kalau gas 3 kg masuk tepat waktu. Bahkan dalam seminggu kadang sekali, kadang juga dua kali. “Kami hanya membawa 400 tabung. Dan itu saya berikan semua pada yang berhak menerimanya. kalau kelengkaan gas saya kira mungkin yang menggunakan nya banyak. bukan masyarakat saja yang menggunakan gas tersebut, tapi orang orang nelayan banyak juga yang menggunakannya. Itulah mungkin yang mengakibatkan kelangkaan gas,” ujarnya saat dikonfirmasi di kediamannya.
Ia memaparkan, kelangkaan gas ini mungkin disebabkan karena kouta yang masuk tidak sesuai dengan yang diperlukan masyarakat. Sebab saat ini pangkalan masih pakai data tahun 2011 lalu.
“Jadi, data 2011 kemarin tidak sama dengan pengguna gas tahun 2017 sekarang. saya berharap kalau bisa diberi kartu khusus untuk yang berhak menggunakan gas subsidi tersebut. Atau didata ulang agar lebih efektif. Saya saja orang pangkalan menggunakan tabung non subsidi,” pungkasnya. fni