Jambi, AP – Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi untuk membangun pembangkit listrik tenaga mini hydro akan dimulai tahun 2018 nanti. Sebelumnya, Pemprov Jambi dan Baznas sudah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) untuk melaksanakan program tersebut.
Untuk tahap awal, ada empat pembangkit listrik yang akan dibangun di empat desa dalam wilayah Kabupaten Merangin dan Sarolangun. “Rencananya dibangun di empat titik di Merangin dan Sarolangun. Targetnya 2018 sudah mulai berjalan,” ujar Gubernur Jambi Zumi Zola, Senin (06/11).
Disebutkan Zola, pembangunan nanti akan menggunakan zakat yang terkumpul di Baznas. Anggarannya juga bisa dibantu melalui UNDP, PBB. “Kita berharap pilot project ini bisa berjalan dengan baik. Sehingga desa yang sebelumnya belum dialiri listrik, dalam waktu dekat bisa menikmati listrik. Tentu dengan menggunakan konsep energi terbarukan,” terang Zola.
Dikatakannya lagi, pembangunan pembangkit listrik tersebut tidak menggunakan APBD Provinsi Jambi sama sekali, namun menggunakan zakat. Konsep ini, menurut Zola belum pernah ada.
“Zakat tidak hanya digunakan untuk Sembako saja. Tapi untuk keperluan lain juga bisa, dan dibolehkan secara hukum dan agama. Masih banyak masyarakat ekonomi lemah yang belum bisa menikmati listrik, dengan zakat bisa diberikan fasilitas listrik. Kita perlu terobosan dan inovasi,” katanya.
Lebih lanjut Zola mengatakan, saat ini baru empat desa saja yang menjadi pilot project. Tidak menutup kemungkinan ada desa-desa lain yang akan menyusul untuk dibangunkan pembangkit listrik. Karena dia mengakui masih banyak desa di daerah-daerah yang belum dialiri listrik.
“Bisa dibantu, asalkan kita gunakan terobosan dengan energi terbarukan itu,” ujarnya.
Sementara itu, Nana Mintarti Komisioner Baznas RI mengatakan, untuk membangun empat pembangkit tersebut akan menggelontorkan dana sebesar Rp 4,7 miliar. Ini menggunakan zakat yang terkumpul. Dia mengatakan, hal ini diperbolehkan. “Dana yanga dibutuhkan untuk empat pembangkit di empat desa itu, Rp 4,7 miliar,” tandasnya. met