Jambi, AP – Pemerintah Provinsi Jambi melalui Asisten II Bidang Administrasi Umum Saipuddin mengatakan penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Angsoduo, Kota Jambi, dilakukan karena mengganggu lalu lintas.
“Mereka kami arahkan untuk berjualan di lokasi yang baru menjelang pengembang menyelesaikan bangunan pasar Angsoduo yang baru tersebut. Penertiban dilakukan karena PKL melanggar kesepakatan, selain menggunakan bahu jalan, juga menganggu lalu lintas,” katanya, Senin (06/11).
Saipuddin yang juga Koordinator Tim Terpadu Relokasi dari Pasar Angsoduo lama ke Pasar Angsoduo Modern itu mengatakan penertiban akan dilakukan selama enam hari terhitung 5 November.
Selama beberapa hari ke depan Tim Terpadu Relokasi Pasar Angsoduo setiap malam akan selalu melakukan penertiban terhadap PKL yang masih berjulalan di bahu jalan.
“Sampai hari ke enam jika masih ada yang memaksa berjualan di bahu jalan, akan dilakukan pemaksaan pemindahan,” tegasnya.
Sebelumnya PKL Pasar Angsoduo melakukan perlawanan terhadap Tim terpadu yang melakukan penertiban. PKL tetap memaksa menjajakan dagangan di bahu jalan.
Kesepakatan sebelumnya antara pemerintah, pedagang, distributor dan agen itu yakni PKL yang berjualan di jalan akan menempati lokasi pasar baru yang disediakan oleh PT EBN selaku pengembang.
Kemudian pedagang kios menggunakan lokasi pasar lama menjelang bangunan pasar tradisional modern itu diselesaikan oleh PT. EBN.
Sementara itu salah satu PKL Pasar Angsoduo Farid mengatakan akan pindah ke lokasi pasar baru asalkan bangunan sudah benar-benar selesai.
Dia menganggap lokasi yang disediakan pengembang masih belum layak. “Lokasinya masih dibangun, kami kesulitan untuk berjualan,” katanya.
Kemudian pekerjaaan pengecoran yang dilakukan oleh pengembang pasar menganggu mereka berjualan, karena hampir setiap kali berjualan mereka berpindah lokasi akibat masih ada pekerjaan itu.
“Sehari menempati lapak, kemudian pengembang kerja lagi. Kan repot kami jadinya, makanya kami berjualan di luar,” kata Farid.
Pasar Modern Angsoduo baru itu bakal menjadi pasar tradisional terbesar di Indonesia dengan luas lahan tujuh hektare, dan digadang-gadang menjadi ikon Provinsi Jambi nantinya.
Sementara pasar lama akan dijadikan ruang terbuka hijau (RTH). ran