Jakarta, AP – Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komisaris Jenderal Polisi Safruddin menyebutkan salah satu pelaku pembakaran Polres Dharmasraya Sumatera Barat merupakan anak dari seorang perwira Polri.
“Iya betul,” kata Komjen Polisi Syafruddin di Jakarta Senin (13/11).
Syafruddin mengatakan pelaku itu sudah lama meninggalkan rumah dan putus berhubungan dengan orang tua.
Syafruddin menyatakan penyidik kepolisian menginvestigasi secara mendalam terhadap orang tua pelaku.
Lebih lanjut, Syafruddin menuturkan anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri masih menyelidiki aksi pembakaran Polres Dhamasraya itu.
Densus 88 Antiteror Mabes Polri menemukan indikasi pembakaran Markas Komando Polres Dhamasraya itu terkait jaringan teroris.
“Jangan dulu disimpulkan bisa saja kelompok biasa tapi indikasi ke situ (jaringan teroris) ada,” ungkap Wakapolri.
Syafruddin menyatakan Densus 88 Antiteror dan intelijen di Sumatera Barat berusaha menginvestalisir dan menginvestigasi secara menyeluruh persoalan tersebut.
Diketahui, sebelumnya pada hari Minggu (12/11) dini hari, Kantor Polres Dharmasraya dibakar oleh dua orang yang akhirnya ditembak mati oleh petugas kepolisian. Keduanya adalah Eka Fitria (24) warga Kabupaten Bungo, dan Enggria Sudarmadi (25) warga Kabupaten Merangin.
Berdasarkan keterangan warga Bungo, Eka bersama kawan-kawannya sering malakukan latihan memanah di kompleks Masjid Muhammadiyah, Kawasan Simpang Drum, Kelurahan Cadika, Kabupaten Bungo.
“Eka dan kawan-kawan jemaah lainnya ini memang sering latihan memanah di belakang Masjid Muhammadiyah. Ada sekitar sepuluh orang,” ungkap salah seorang warga sekitar masjid yang tidak mau dituliskan namanya.
“Tempat memanah tersebut juga menjadi ajang latihan KONI Kabupaten Bungo,” tandasnya. Ant/met