Jambi, AP – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat dalam periode enam tahun terakhir yaitu mulai Maret 2011 sampai dengan September 2016, rata-rata jumlah penduduk miskin sebanyak 278,60 ribu jiwa.
Kepala BPS Jambi, Dadang Hardiwan, Senin (20/11), mengatakan perubahan naik turun jumlah penduduk miskin dapat dilihat dari nilai simpangan baku dalam periode yang sama yaitu berkisar 17,16 ribu.
Dengan nilai simpangan baku sebesar itu menandakan bahwa jumlah penduduk miskin selama periode Maret 2011 sampai dengan September 2016 begitu berfluktuatif, dengan kata lain belum ada arah atau kecenderungan yang jelas apakah jumlah penduduk miskin ini cenderung menurun atau bahkan cenderung meningkat.
Meskipun demikian dalam periode dua tahun terakhir angka kemiskinan menunjukkan kecenderungan meningkat, bahkan mencapai yang tertinggi dalam periode lima tahun terakhir.
Dadang mengatakan, kemiskinan yang berada di bawah kontrol hal ini menandakan makna positif karena jumlah penduduk miskin berada pada titik terendah dalam periode enam tahun terakhir.
“Sebaliknya di 2015 jadi periode waktu yang memprihatinkan bagi pencapaian pengentasan kemiskinan karena jumlah penduduk miskin berada di atas batas kontrol, hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan jumlah penduduk miskin sangat signifikan dan harus menjadi perhatian dari pemerintah untuk bisa menanggulanginya,” katanya.
Jumlah penduduk akan terus bertambah setiap tahunnya, sehingga diperlukan ukuran yang relatif yang bisa menggambarkan perkembangan kemiskinan yang sebenarnya.
Secara pengukuran jumlah penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan, oleh karenanya besaran angka garis kemiskinan sangat menentukan besaran jumlah penduduk miskin.
Selama periode Maret 2011 hingga September 2016, Garis Kemiskinan naik sebesar 56,70 persen, yaitu dari Rp242.272 per kapita per bulan pada Maret 2011 menjadi Rp379.648 per kapita per bulan pada September 2016. ran