Kerinci, AP – Akibat intensitas hujan yang tinggi melanda wilayah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh beberapa pekan terakhir, puluhan sawah masyarakat terendam banjir.
Disamping itu, sejumlah sungai didua wilayah ini juga meluap. Sehingga tidak sedikit padi milik warga yang terancam Puso dan gagal panen.
Seperti yang terjadi diwilayah Kabupaten Kerinci, di kecamatan Keliling Danau, Danau Kerinci, Depati VII dan Kecamatan Sitinjau Laut, serta beberapa kecamatan lainnya.
“Sudah hampir 1 pekan ini, debit air Danau Kerinci naik drastis hingga masuk kesawah,” ungkap Andri, warga Tanjung Batu.
Padahal sambung Andri, ia baru saja menanam padi, bahkan belum sampai 1 bulan, namun, saat ini sudah terendam banjir. “Jika kondisi seperti ini berlangsung hingga 1 pekan kedepan, maka bisa dipastikan padi yang baru ditanam tersebut akan busuk,” keluh Andri.
Hal senada juga dikatakan Don, warga Sungai Penuh, yang mengatakan bahwa dirinya bersama petani lainnya, terpaksa melakukan panen lebih awal. Hal tersebut dilakukannya, agar padi yang seharusnya Dua pekan lagi baru bisa dipanen, tidak membusuk diakibatkan terendam banjir. “Dari pada padi busuk terendam banjir, lebih baik kita panen lebih awal,” ungkapnya.
Kondisi yang sama juga terjadi di Kota Sungaipenuh, diantaranya di Kecamatan Tanah Kampung, Kecamatan Kumun Debai dan Hamparan Rawang.
Akibat banjir yang melanda, sebagian warga terpaksa memanen padi milik mereka sebelum kuning semunya, “takut busuk, kami terpaksa harus memanen padi kami yang belum kuning semua,” ungkap pirman.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Kerinci, Radium Halis, dikonfirmasi mengatakan, di wilayah Kabupaten Kerinci dari 16 Kecamatan, terdapat Dua Kecamatan sawah para petani yang rawan terendam banjir.
Disebutkannya, Dua Kecamatan yang sawah petani selalu terendam banjir ketika musim hujan tersebut, yakni terletak di Kecamatan Depati Tujuh, dan Kecamatan Keliling Danau di Desa Semerap, “Apabila dimusim hujan, sawah para petani di Dua Kecamatan tersebut selalu terendam banjir,” ungkap Radium Halis.
Tentunya sambung Radium Halis, kondisi tersebut selalu dikhawatirkan oleh para petani di Kecamatan Gunung Tujuh dan Kecamatan Keliling Danau ketika musim hujan tiba. Pasalnya, ekonomi warga Kabupaten Kerinci, rara-rata penghasilan dari sawah. “Jika sawah mereka terendam, dan hingga menyebabkan gagal panen. Ini tentunya, akan berdampak pada ekonomi para petani,” ucapnya.
Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Kerinci telah mencari solusi untuk para petani di Dua Kecamatan yang sawahnya rawan terendam banjir. “Solusinya, dengan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP),” ujarnya.
Dijelaskannya, jika para petani sudah bergabung dengan AUTP, maka jika nantinya sawah mereka terendam banjir hingga berakibatkan gagal panen. Maka para petani, akan mendapatkan asuransi ganti rugi. “Saat ini, dari 11 Kabupaten/Kota se Provinsi Jambi, hanya petani Kabupaten Kerinci yang belum bergabung dengan AUTP,” ujarnya.
Hal tersebut lanjut Radium Halis, terkendala oleh para petani yang belum terdapat kemauan untuk gabung AUTP. Padahal, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan melakukan himbaun kepada petani Dua Kecamatan tersebut untuk mendaftar di AUTP. “Kita terus menyampaikan kepada petani, namun mereka masih tidak mau. Padahal, jika sudah terdaftar di AUTP, mereka sangat diuntungkan. Kalau gagal panen, akan diberikan ganti rugi dengan dana yang lumanyan besar,” tandasnya. hen