Kerinci, AP – Kepala KPHP unit I Kerinci, Neneng Susanti memberikan pernyataan yang mengejutkan, bahkan menjelaskan bahwa saat ini usaha rehalibitasi hutan sampai saat ini masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan kecenderungan masyarakat untuk mau menanam jika diberikan dana oleh Pemerintah, baik perorangan maupun perkelompok.
Pernyataan tersebut disampaikan Neneng, pada saat diskusi Pojok Iklim, dimana dirinya Dipercaya pihak Kementerian Lingkungan Hidup untuk menjadi Pemateri. Acara tersebut sendirinya merupakan kegiatan kerjasama yang dilakukan KPH-Masyarakat, dan NGO mitra setia kph FFI (Fauna Flora International) Merangin Project, Perkumpulan Walestra dan wwf.
“Kebanyakan masyarakat menanam jika diberi biaya, setelah menanam selesai tanggung jawabnya. Tujuannya untuk memenuni target dan serapan anggaran semata,”ungkapnya.
Dijelaskannya, saat ini bermilyar-milyar dana telah dikucurkan untuk rehabilitasi lahan yang diberikan kepada masyarakat, namun sangat kecil sekali korelasi biaya dengan hasil tutupan lahan dari program rehabilitasi hutan tersebut.
Untuk itu perlu adanya evaluasi terhadap rehabilitasi lahan, perlu cara kreatif untuk mengajak masyarakat menjaga tegakan dan mau menanam. Salah satu solusinya yakni dengan program imbal jasa lingkungan, hal ini dilaksanakan dalam program hutan adat.
“Hasil evaluasi menunjukkan perubahan positif dikawasan hutan adat Kerinci, ini saya sampaikan untuk bisa dipahami pihak Kementerian LHK,” sebutnya.
Selain itu, lanjutnya tujuan lainnya adalah untuk mengenalkan Kerinci kepada Nasional hingga internasional, sehingga nantinya Kabupaten Kerinci dan provinsi Jambi pada umumnya bisa dikenal masyarakat secara luas.
“Saya berharap dengan adanya acara diskusi ini KPHP Unit I Kerinci pada khususnya, bahkan kondisi hutan di Provinsi Jambi dan Kerinci bisa dikenal semua pihak”, harapannya. (hen)