Muarabulian, AP – Melalui leading sector Dinas Lingkungan Hidup (LH) kabupaten Batanghari, pemerintah menggelar acara peringatan, Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan bulan menanam nasional (BMN) tingkat kabupaten Batanghari tahun 2017.
Acara yang dipusatkan di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Thaha Syaifudin Senami, Kamis (21/12) tepatnya di desa Jangga Baru, kecamatan Btain XXIV itu, berlangsung dengan sukses.
Turut hadir Bupati Batanghari yang diwakilkan oleh Staf Ahli Bupati Batanghari, Drs Suhabli, pihak Yayasan Belantara, Kadis LH Batanghari, Parlaungan, Forkoimda, Kepala OPD, Camat dan tokoh masyarakat.
Kadis LH Batanghari, Parlaungan, dalam sambutannya mengatakan, maksud dilaksanakan gerakan menanam pohon ini adalah sebagai sarana edukasi, peningkatan kepedulian, kemampuan dan kemandirian seluruh komponen bangsa akan pentingnya menanam dan memelihara pohon.
Kemudian ia mengajak seluruh komponen bangsa untuk melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon secara berkelanjutan untuk mitigasi perubahan iklim dan merehabilitasi hutan dan lahan. Sedangkan tujuannya adalah untuk menambah tutupan lahan dan hutan guna mencegah terjadinya longsor dan banjir di musim hujan, menyerap karbon dioksida akibat dari mitigasi perubahan iklim dan penyediaan bahan baku industry pengolahan kayu, pangan dan energi terbarukan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu Kadis LH juga melaporkan rangkaian kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan yang dilaksanakan LH Batanghari pada tahun 2017.
Sementara itu bupati Batanghari yang diwakilkan oleh Staf Ahli Bupati, Drs Suhabli, saat membacakan sambutan Menteri LHK mengatakan, keberhasilan program penanaman pohon tergantung pada 6T, yaitu tepat perencanaan, tepat pemilihan jenis, tepat pembibitan, tepat waktu penanaman, tepat pemeliharaan dan tepat pemanenan.
Menurutnya, upaya menanam pohon pada beberapa wilayah merupakan bagian dari kegiatan keseharian. Kegiatan yang sungguh mulia dan seyogyanya dapat kita tularkan. Pada saat ini kita juga sedang berusahs menggalakkan pembangunan hutan serbaguna, yaitu hutan dengan menggabungkan fungsi lindung dan produksi berupa hutan tanaman yang tidak hanya menghasilkan kayu, namun juga hasil hutan bukan kayu berupa hasil buah buahan dan hasil ikutan lainnya. Serta jasa lingkungan seperti pariwisata, air dan karbon, baik dikawasan hutan maupun diareal penggunaan lainya. Program pembangunan hutan serbaguna juga dapat menjadi model pembangunan hutan diareal kegiatan perhutanan sosial. Sehingga terbangun hutan yang lestari sekaligus meningkatkan pendapatan bagi masyarakat,” katanya.
Selanjutnya, hutan yang lestari mempunyai peran yang nyata dalam meningkatkan ketersediaan air sepanjang tahun pada aliran sungai. Peran ini dimiliki karena hutan memiliki sifst efek spons atau sponge effect dan memiliki kemampuan untuk menangkap kabut. Dua kemampuan ini menjadikan hutan dapat berfungsi sebagai green dam yang dapat memproduksi air, mengatur aliran air serta memproteksi tanah dari ancaman erosi dan longsor. Keberadaan green dam sangat dibutuhkan terutama pada lahan-lahan yang merupakan daerah tangkapan air waduk/bendungan untuk menjaga ketersediaan air. Sehingga dapat memenuhi fungsinya dalam rangka menyediakan air untuk irigasi mendukung ketahanan pangan, energi air untuk listrik, serta air baku,” bebernya.
Lebih jauh dikatakannya, penanaman pohon dalam rangka membangun dan memelihara hutan perlu terus digalakkan, sehinga terbangun banyak hutan yang berfungsi sebagai green dam serta memberi manfaat perlindungan keanekaragaman hayati, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penyerapan karbon. Oleh karena itu, dirinya meminta kepada pihak untuk menjaga lahan-lahan yang berfungsi lindung, seperti hutan lindung, sempadan sungai, sempadan danau, daerah sekitar mata air, daerah resapan air, rawan bencana dan lai-lainnya,” tutupnya. Diketahui acara diawali dengan penanaman bibit pohon secara simbolis oleh Bupati diwakili oleh Staf Ahli dan diikuti oleh unsure muspida, kepala Dinas serta para hadirin tamu undangan.Sup