Kualatungkal, AP – Komisi II DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) meminta Forum CSR yang dikendalikan Bappeda Tanjabbar lebih transparan dari tahun sebelumnya. Bila perlu, besaran bantuan CSR yang dialokasikan diumumkan dan dilaporkan secara triwulan kepada DPRD.
Hal ini dikatakan Heri Juanda, Anggota Komisi II DPRD Tanjabbar, belum lama ini. Heri tidak menyalahkan sistem pengelolaan CSR, namun dia lebih menyarankan agar setiap kegiatan CSR yang dilaksanakan sesuai keinginan masyarakat.
“Jangan kayak tahun lalu, CSR digunakan untuk bangun rumah camat. Kan ada APBD, atau anggaran lain. Ini jangan sampai terulang lagi,” tutur dewan dapil Ulu ini.
Menurut dia, yang terpenting adalah alokasi CSR dilakukan di sekitar lingkungan perusahaan, baik itu sektor infrastruktur, pendidikan dan kesehatan serta bidang lainnya.
“Jangan sampai kebutuhan masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan terabaikan. Kegiatan CSR diserahkan ke masyarakat, apa yang perlu dibangun. Dalam hal ini perencanaan di Bappeda harus lebih sinkron dengan keinginan masyarakat,” tandasnya.
Hal senada dikatakan Adam, Anggota Komisi II DPRD Tanjabbar dapil Ulu. Politisi PAN ini menginginkan, pengendali CSR lebih transparan dalam mengelola bantuan perusahaan tersebut.
Pada tahun lalu, sekitar 52 perusahaan yang terdata, tergabung dalam Forum CSR Kabupaten Tanjabbar. Hanya saja, ada beberapa perusahaan yang belum menyerahkan. Kalaupun ada, tidak maksimal dengan apa yang disalurkan ke masyarakat.
“Kita harapkan keterbukaan. Jika ada perusahaan yang tidak menyalurkan CSR ada tindakan tegas dari pemerintah, karena ini sudah diatur dalam perda,” tegas Adam.
Adam menyarankan, agar setiap pembangunan menggunakan CSR dibuktikan dengan pemasangan papan merk di lokasi. “Supaya kita tahu, berapa besarannya, dan apa yang disalurkan perusahaan ke masyarakat,” tutur Adam.
Dia mencontohkan, Jalan Tanjungbojo menuju Lubuk Bernai, sepanjang 14 kilometer yang berada di lingkungan perusahaan, diantaranya PT PSJ dan PT DAS saat ini perlu dilakukan perbaikan. Jangan sampai, lanjut Adam, bantuan CSR tahun ini tidak tepat sasaran.
“Jalan Tanjungbojo itu perlu perbaikan, tahun lalu dialihkan untuk Pembangunan rumah dinas camat, itu namanya tidak tepat sasaran,” jelas dia.
Adam pun mengaku sudah pernah menyampaikan ke Forum CSR soal ini, dan berharap pada penyaluran CSR tahun ini bisa lebih maksimal.(It)