Muarasabak, AP – Hasil panen padi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) tahun 2017 mencapai 90 ribu ton. Angka ini dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Tanjabtim dan sebagian masyarakat Provinsi Jambi. Hanya saja, kualitas beras yang dihasilkan menjadi menurun. Beras yang dihasilkan tidak sempurna, terdapat bercak merah dan banyak yang patah.
“Ini perlu koreksi mendasar terutama untuk meningkatkan kualitas panen,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanjabtim, Idris, Senin (1/1) kemarin.
Dijelaskannya, penyebab rendahnya kualitas beras hasil panen di Tanjabtim, karena musim hujan seperti yang terjadi saat ini. Sebab, kadar air yang terkandung didalam bulir padi belum sepenuhnya kering saat dilakukan penggilangan, sehingga banyak yang patah dan bebercak merah. “Ini akan menjadi evaluasi kita kedepannya. Yang jelas tahun ini kualitasnya memang sedikit menurut,” jelasnya.
Terpisah, Pltu Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Tanjabtim, Husni Rahman, saat dihubungi via terlpon juga membenarkan kualitas beras menjadi menurun. Hal itu dikarenakan, penjemuran beras tidak terlalu kering, akibat hujan yang terus turun. “Jika beras itu dijemur tidak terlalu kering, maka hasilnya akan kurang bagus. Apalagi kalau di jemur sebentar, karena hujan disimpan dan dijemur lagi, berasnya menjadi patah dan menimbulkan bercak-bercak merah dan kuning,” sebutnya.
Tidak ingin terjadi seperti tahun 2017, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Tanjabtim, mengupayakan meminta bantuan partikel drayer untuk pengering beras. Jadi jika sudah ada partikel drayer, beras bisa dikeringkan saat musim penghujan saat ini. “Kita akan upayakan tahun 2018 ini untuk meminta bantuan kepada Pemerintah Pusat,” tukasnya.(fni)