Sarolangun, AP – Jalan poros yang nyaris putus akibat rusak parah di Kecamatan Bathin VIII dicek langsung Dinas PU Pemkab Sarolangun dan PUPR Pemprov Jambi. Setelah dilakukan kajian dengan kondisi yang terjadi saat ini, pihak dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sarolangun akan mengupayakan pengerjaan turap tingkat tinggi tersebut pada APBD 2019 mendatang, meskipun demikian pihaknya akan mengupayakan akan mengajukan pada APBDP 2018.
Hal ini dikatakan oleh Kadis PU Kabupaten Sarolangun, Ibnu Ziyadi, ST saat meninjau lansung kondisi jalan yang kian terkikis oleh sapuan air sungai Tembesi, Selasa (02/01) . Dikatakannya, saat ini untuk pengerjaannya, pihaknya tidak memiliki anggaran, hal ini dikarenakan, pengerjaannya tidak dianggarkan pada pengesehan APBD 2018 kemarin. Meskipun demikian pihaknya akan mencoba berkomunikasi dengan pihak Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sarolangun.
“Kita nggak ada anggaran untuk pengerjaannya, karena setelah kita lihat kondisi yang sebenarnya, pengerjaannya akan memakan anggaran yang sangat besar, tapi kita coba nanti berkomunikasi dengan BPBD, siapa tahu ada anggaran tanggap darurat bencana,” ujar Ibnu Ziyadi saat diwawancarai sejumlah wartawan di lokasi.
Saat ditanya berapa anggaran tersebut, ia mengatakan setelah dilihat, pihaknya dengan pihak PU provinsi menargetkan anggaran pembangunan turap hingga jalan tersebut akan menghabiskan anggaran mencapai Rp8 miliar.
“Kita sudah menghitungnya, mungkin akan memakan anggaran kisaran Rp8 miliar,” terangnya.
Sementara, Peltu Kadis PUPR Provinsi Jambi, Ir Tetap Sinu Lingga melalui bagian SDA, Yaser Arafat mengatakan bahwa menjelang pengerjaan turap tersebut, pihaknya akan berupaya membangun sebuah bronjong sementara sebagai langkah antisipasi dan pecegahan sementara, agar tebing jalan tersebut tidak cepat terkikis oleh air.
“Sebenarnya ini sangat mendesak, karena ini jalan penghubung beberapa desa, tapi masalahnya kita tidak ada anggaran saat ini, makanya kita berencana akan membangun bronjong sementara menjelang dianggarkan pembangunan turap tingkat tinggi pada 2019 mendatang,” jelasnya.
Kondisi jalan poros tersebut sangat dekat dengan bibir sungai, hingga dikhwatirkan jalan tersebut apabila tidak cepat ditanggap akan putus. Apabila putus maka selain Desa Pulau Buayo ada tiga desa lainnya yang akan ikut lumpuh perekonomiannya, yakni Desa Rantau Gedang, Muaralati dan Desa Tanjug Gagak. paparnya. luk