Jambi, AP – Pemerintah Provinsi Jambi menargetkan nilai investasi pada 2018 mencapai Rp5,3 triliun dengan fokus kepada sektor industri.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi Jambi Imron Rosyadi di Jambi, Rabu, mengatakan target nilai investasi 2018 tersebut naik 10 persen dari pada selama 2016.
“Tahun 2016 target nilai investasi R p4,3 triliun, tiap tahun target investasi naik berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Tahun 2018 kita targetkan Rp 5,3 triliun,” kata dia.
Dia mengatakan Pemprov Jambi mendorong investasi sektor industri tersebut di wilayah timur Jambi karena daerah tersebut sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK).
Selain itu, sektor pariwisata terus dipromosikan agar investor berminat untk menanamkan modalnya, sebab sektor pariwisata berdampak banyak pada masyarakat.
Dia mengatakan investor yang menjajaki wilayah investasi di Jambi pada 2017 ada yang dipastikan tertarik menanamkan modalnya, apalagi Jambi memberlakukan kemudahan dalam pengurusan izin.
“Kita sudah ada Standar Operasional Prosedur (SOP), artinya ada kepastian mengurus izin. Dengan kemudahan dan kejelasan itu diharapkan minat mereka (investor, red.) untuk investasi di wilayah kita jadi jelas,” ujarnya.
Di samping itu, Imron juga minta masyarakat untuk terbuka terhadap investasi sebab mereka juga faktor penentu penting bagi investor untuk bersedia datang.
“Jadi investasi bukan masalah pemerintah di atas saja, tapi semua terlibat. Artinya rasa aman dan nyaman diperlukan pihak investor,” katanya.
Investasi, kata Imron, menjadi persoalan komprehensif. Oleh sebab itu, PMPTSP terus mengingatkan pemerintah kabupaten/kota untuk tidak lengah atas masalah-masalah di bawah yang bisa menghambat ivestasi, apalagi dalam pengurusan izin banyak pihak yang mengawasi.
Imron juga mengungkapkan bahwa pencapaian target investasi pada 2016 yang Rp4,3 triliun secara manual melebihi target. Namun, angka pasti masih menunggu data resmi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 20 Januari 2018.
Dia mengakui kendala investasi berupa kondisi ekonomi dunia, di mana banyak investor yang melihat progres ekonomi terlebih dahulu sebelum berinvestasi.
Namun, kata dia, di Jambi meski ekonomi dunia kurang bertumbuh, investasi tetap lancar. Hal itu ditandai dengan tercapainya target nilai investasi bahkan melebihi target yang ditetapkan.
“Investor melihat faktor ekonomi dunia secara keseluruhan, kalau ekonomi dunia bergejolak, mereka (investor, red.) menunggu waktu yang tepat menanamkan modalnya,” katanya. ant