Muarasabak, AP – Dalam mengantisipasi terjadinya kemarau, kedepannya Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), mewacanakan membuat Denpam dengan sistim pipa untuk lahan padi. “Rencana ini merupakan gagasan saya, agar pada saat kemarau petani tidak mengalami gagal panen lagi,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Tanjabtim, Sunarno, Jum’at (12/1).
Dijelaskannya, Denpam ini bisa mengalirkan air untuk 5-10 hektar lahan padi, bahkan bisa saja 15 hektar. Ada memang tanah-tanah yang potensial dan borositasnya tidak besar, sehingga bisa menampung air. “Saya pernah menghitungnya. Jadi satu pompa Denpam itu bisa memberikan kebutuhan air untuk 12 hektar lahan padi. Sistimnya itu sistim pompa dengan pipa. Itulah yang diangkat di makalah saya, saat lelang jabatan kemarin,” sebutnya.
Dia menerangkan, penerapan Denpam tersebut, dalam musim tanam petani hanya menambah biaya produksi sebesar Rp 280.000 per hektar. Biaya itu dipergunakan untuk membeli minyak, plumas dan gaji honor pekerja untuk menghidupkan mesin tersebut. “Mesin itu tidak selamanya dihidup, hanya digunakan untuk di waktu-waktu tertentu. Jadi itu bisa untuk meminimalisir biaya juga,” terangnya.
Selain itu juga, sambungnya, investasi dari Pemerintah daerah sekitar Rp 450-500 juta per unit Denpam termasum pipanya. Wacana ini akan dia bicarakan dengan Bupati maupun provinsi, bahkan bila perlu langsung ke Pusat untuk minta dukungan. “Ini sudah tekad saya. Wacana ini kalau bisa harus berjalan. Saya akan sosialisasikan hal ini di tempat-tempat potensial dan borositas tanah yang tinggi,” ucapnya.
Dia menambahkan, wacana ini juga dilakukan, agar pada saat kemarau para petani tidak bermalasan melakukan tanam padi. “Ya, mudah-mudahan dengan adanya wacana ini bisa menringankan para petani. Yang tadinya bisa gagal panen saat kemarau, namun dengan adanya Denpam, petani bisa terus bercocok tanam,” tukasnya.fni