Kualatungkal, AP – Dalam kurun waktu tahun 2017, pendapatan dan biaya operasional yang dikeluarkan Rumah Sakit Umunm Daerah (RSUD) KH Daud Arif Kualatungkal, tidak sebanding setiap bulannya. Rumah sakit plat merah ini justru merugi mencapai Rp 1,3 miliar.
Berdasarkan Informasi yang dihimpun, kerugian tersebut salah satunya di sebabkan dari reagen. Bahakan selama ini yang dimasukan dalam laporan hanya darah yang telah dicocokan sebesar Rp 130 ribu/kantung. Sedangkan uji pencocokan darah tersebut tidak dimasukan dalam bil laporan tagihan.
“Ini salah satu penyebab kerugian biaya operasional RSUD Daud Arif. Sebab pencocokan daeah ke pasien bisa sampai dua hingga empat kali. Itu sema menggunakan reagen,” papar salah satu petugas yang enggan di sebut namanya.
Ia menjelaskan, banyak masyarakat tidak paham, jika seseorang membutuhkan transfusi darah, bukan hanya darah yang diperlukan yang sangat penting, malah komponennya.
“Jika terbuang bukan hanya bicara soal donor darah yang sia-sia, melainkan juga terbuangnya banyak biaya mulai kantong darah, alat tes golongan darah reagen, hingga biaya lain untuk mengolah darah,” terangnya.
Ditambahkannya, dulu sudah pernah dikeluarkan edaran jika semua biaya yang dikeluarkan dari pemeriksaan dihitung. Namun sayangnya edaran tersebut mandul dikarenakan ada dokter spesialis yang keberatan dengan hal tersebut. “Inilah akibatnya, RSUD Daud Arif harus rugi,” katanya.
Permasalahan itu lanjutnya sudah pernah disampaikan ke Direktur RSUD Daud Arif saat dilakukan pertemuan. Dan pada pertemuan tersebut pihak manajemen menyampaikan bahwa seluruh biaya yang dikelarkan dihitng.
“Sepertinya ada kepentingan dari dokter spesialis, jika dimasukan seluruh biaya cek darah otomatis berkurang biaya lainnya, maka akan berkurang pula insentif yang mereka peroleh dari menangani 1 pasien, tapi dampaknya RSUD Daud Arif yang rugi 1,3 miliar,” bebernya. (Her)