Jambi, AP – Ribuan Mahasiswa Universitas Jambi (Unja) menggelar aksi damai di Kampus Unja, Mendalo, Kabupaten Muaro Jambi, dalam tuntutanya, mereka menolak adanya parkir berbayar yang akan diberlakukan pihak kampus, Senin (19/02).
Selain itu mahasiwa juga menginginkan apabila harus membayar retribusi parkir, maka seharusnya diambil dari UKT (Uang Kuliah Tunggal) mahasiswa.
Mahasiswa menilai, kebijakan yang dibuat oleh pihak UNJA tidak baik, maka dari itu mereka menuntut Rektor untuk bisa menjelaskan soal parkir berbayar di kampus.
Presiden Badan Esekutif Mahasiwa (BEM) UNJA, Rahmat Fiqri Yanda, mengatakan kebijakan ini harus adil jangan tebang pilih, apa bila ingin ditetapkan parker berbayar, maka seluruh harus mengikuti, termasuk para dosen.
“Tolong Pak Rektor hadir di mimbar ini, jangan sampai nanti mahasiswa bayar, sementara dosen-dosen tidak,” katanya saat Orasi.
Unjuk rasa ini terus berlangsung di gedung rektorat, salah satu mahasiswa, Muhammad Rizki mengatakan, bahwa aksi ini adalah aksi damai, dia juga meminta rektor untuk hadir menemui mereka.
“Kami meminta bapak rektor bisa hadir disini,” ujarnya.
Setelah beberapa lama menyampaikan aksi, Rektor Unja, Johni Najwan, akhirnya menemui para mahasiswa. Dijelaskan rektor, kebijakan tersebut dilaksanakan telah melakukan koordinasi dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Dirjen dan Inspektorat.
“Karena status Unja sudah Badan Layanan Umum (BLU), silakan asal tidak memberatkan, Rp 1000 bisa berat dan ringan tergantung pada hati kita yang memberikan,” kata rektor Unja.
Rektor Unja mengatakan pemberlakuan parkir berbayar ini dimaksudkan untuk tujuan pembangunan Unja.
“Bisa mendapatkan Rp 800 juta dari biaya parkir yang hanya Rp 1000 untuk pembangunan Unja,” katanya.
Mahasiswa yang mendengar ucapannya sontak berteriak. “Ohhhhhhh”.
Setiap kali Johni berbicara yang tidak sesuai tuntutan mahasiswa, selalu mendapat sorakan mahasiswa. Rendy