Jambi, AP – Wakil Gubernur (Wagub) Jambi Fachrori Umar, mengatakan komoditas Jambi harus diolah dan dikelola dengan baik supaya memiliki kualitas yang baik dan nilai tambah, sehingga kompetitif untuk diperdagangkan baik di daerah maupun perdagangan antardaerah.
“Seluruh daerah pasti punya komoditas unggulan untuk diperdagangkan, termasuk Jambi dengan berbagai komoditas di antaranya karet, sawit, pinang, kopi dan kayu manis. Namun harus diolah dan dikelola dengan baik,” katanya di Jambi, Jumat.
Sebab itu, Wagub minta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi dan instasi terkait untuk bersinergi dengan Dinas Perdagangan kabupaten/kota untuk terus bersama-sama meningkatkan kualitas dan nilai tambah komoditas-komoditas tersebut.
Wagub optimistis komoditas Jambi memiliki daya saing dalam perdagangan antardaerah, jika pengeloaannya dilakukan dengan perencanaan program yang baik, sinergi dan berkesinambungan.
“Kalau komoditi Jambi diterima dengan baik dalam perdagangan antardaerah, maka perekonomian Provinsi Jambi akan lebih maju,” ujarnya.
Wagub juga menyampaikan pesan dari Presiden saat mengikuti Rakernas Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), pada Kamis (22/2) kemarin, dimana daerah harus semakin mengurangi ketergantungan kepada pusat dan kemandirian daerah harus semakin meningkat, salah satunya meningkatkan nilai komoditas masing-masing daerah.
“Dua hal yang ditekankan oleh pak Presiden, bagaimana mendatangkan investasi yang banyak ke daerah dan meningkatkan perdagangan antardaerah,” kata Wagub menambahkan.
Sementara itu, Kepala Disperindag Provinsi Jambi, Ariansyah mengatakan Pemprov Jambi telah melakukan pemetaan antara ketersediaan dan kebutuhan, terutama pada beberapa komoditas unggulan termasuk produk yang tersedia.
Ariansyah mengatakan komoditas yang dimiliki Jambi diantaranya karet, kelapa sawit, pinang, kelapa dalam, kayu manis, kerajinan dan produk unggulan yakni kopi.
“Selain komoditas, kita juga ada produk unggulan yang akan kita barter dengan daerah lain, sehingga kita tidak perlu impor. Karena kita sudah mengetahui mana kelebihan kita mana kekurangan kita melalui pemetaan,” kata Ariansyah. ant