Jambi, AP – Provinsi Jambi akan memiliki dua pelabuhan besar di perairan timur Jambi yang diyakini mampu mendongkrak perkonomian provinsi itu di masa mendatang.
Dua pelabuhan itu yakni Pelabuhan Ujung Jabung di Sungai Itik, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjungjabung Timur dan Pelabuhan Muarasabak yang juga berada di Kabupaten Tanjungjabung Timur.
Pelabuhan Ujung Jabung dibangun di atas lahan seluas 4.200 hektare melalui dana APBN. Pemerintah bersama DPRD juga telah menetapkan kawasan tersebut sebagai kawasaan strategis yang dipertegas melalui Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jambi.
Pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung itu ditargetkan selesai pada 2021 dan digadang-gadang menjadi kawasan ekonomi terpadu yang dapat menopang ekonomi strategis daerah berupa pertanian, perkebunan dan pertambangan/migas.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Varial Adhi Putra belum lama ini mengatakan pengembangan fasilitas Pelabuhan Ujung Jabung Tanjungjabung Timur dianggarkan sebesar Rp41 miliar pada tahun 2018 atau lebih besar dibandingkan kucuran dana tahun 2016-2017.
Anggaran tersebut berasal dari APBN 2018 dan saat ini tengah proses lelang di Kementerian Perhubungan.
Varial memastikan anggaran tersebut teralokasi untuk kegiatan pekerjaan pengembangan pelabuhan yang diyakini mampu meningkatkan perekonomian Jambi tersebut.
Dia juga menyebut pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung tepatnya di Sungai Itik, Kecamatan Sadu, perairan timur Jambi itu tetap berjalan karena itu merupakan proyek nasional.
“Tiap tahun anggaran APBN terus dialokasikan, memang kucuran dana tahun ini kecil dari perkiraan karena terpecah dengan pembangunan Pelabuhan Muarasabak yang juga berada di Kabupaten Tanjungjabung Timur,” katanya.
Pengembangan fasilitas Pelabuhan Ujung Jabung di Kabupaten Tanjungjabung Timur, Provinsi Jambi itu pada tahun 2016 dianggarkan sebesar Rp10 miliar, kemudian pada 2017 dianggarkan Rp20 miliar.
Saat ini pelabuhan Ujung Jabung di perairan timur Jambi itu sudah masuk sebagai poros maritim, namun belum masuk jaringan tol laut karena pelabuhannya baru akan dibangun.
Pelabuhan Ujung Jabung yang masuk sebagai jalur poros maritim pendukung tol laut itu merupakan program besar Presiden Joko Widodo. Itu tertuang dalam SK pengembangan pelabuhan Jambi yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan.
Secara simultan Pemprov Jambi juga berupaya melakukan percepatan pembangunan akses jalan menuju Pelabuhan Ujung Jabung yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Urusan jalan tersebut telah menjadi kewenangan pemerintah pusat.
Sedangkan Pelabuhan Muarasabak seluas 200 hektare yang juga di wilayah Kabupaten Tanjungjabung Timur, pembangunanya dilakukan oleh pihak PT Pelindo II dan ditargetkan selesai pada tahun 2020.
Pemprov Jambi hanya mendukung pembangunan infrastrukturnya saja. Seperti memfasilitasi pembangunan jalan, listrik dan air.
Pemprov Jambi sudah berencana agar pembangunan Muarasabak diselesaikan dulu dan menjadi pelabuhan pengembang atau mendukung Pelabuhan Ujung Jabung ke depan.
Pembangunan dua pelabuhan besar di Provinsi Jambi itu salah satunya harus menjadi prioritas karena Jambi belum memiliki pelabuhan representatif.
Pembangunan Pelabuhan Muarasabak merupakan prioritas utama Pemprov Jambi karena untuk mengakomodir kapal-kapal yang akan singgah ke Provinsi Jambi diperlukan pelabuhan yang representatif.
Untuk Pelabuhan Muarasabak yang dibangun Pelindo, Kementerian Perhubungan sepakat dilakukan pengerukan alur perairan Pelabuhan Muarsabak pada tahun 2018. Namun anggarannya dari APBN tahun ini kata Varial masih bintang.
Rencana pengerukan dari Pelabuhan Muarasabak hingga ke laut lepas sekitar 12 mil itu sebelumnya sudah diajukan gubernur Jambi.
Sementara pemprov terus melakukan pembangunan faslitas penunjang seperti jalan Aurduri II-Pelabuhan Muarasabak yang pengerjaannya masuk prioritas untuk diselesaikan karena provinsi itu sangat membutuhkan pelabuhan refresentatif.
Gubernur Jambi Zumi Zola mengungkapkan bahwa pembangunan pelabuhan sangat penting untuk mengangkut komoditas Provinsi Jambi keluar dari Jambi. Seperti komoditas asal kayu manis asal Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh yang sudah diekspor sampai ke Eropa.
“Tetapi saat ini komoditi itu harus dikirim melalui pelabuhan provinsi tetangga karena kita belum memiliki pelabuhan yang representatif. Ini harus terus didorong untuk mempercepat pembangunan infrastruktur,” ujarnya.
Zola berharap pembangunan Pelabuhan Muarasabak cepat teralisasi agar bisa mendukung Pelabuhan Talang Duku di Kabupaten Muarojambi yang sudah ada, serta Pembangunan Ujung Jabung juga bisa berjalan.
Tarik investor Pemprov Jambi terus berupaya mendatangkan investor untuk berinvestasi di Jambi dengan meyakinkan investor bahwa yang ditawarkan Jambi dari segi bisnis sangatlah menguntungkan.
Beberapa investor asing seperti dari Tiongkok dan Korea Selatan sudah menjajaki Jambi untuk mereka menamkan investasi. Namun belum pasti karena mereka masih butuh penelitian.
Mereka mengincar beberapa sektor penting seperti penyediaan energi kelistrikan, pembangunan pabrik, hilirisasi karet dan CPO bahkan pengolahan sampah dan air bersih.
Ujung Jabung memiliki potensi yang luar biasa. Selain menghadap langsung ke laut China Selatan, potensi wilayah Ujung Jabung juga ditunjang dengan akses kedalaman laut yang juga mengizinkan dilewati kapal tanker.
Pemerintah Provinsi Jambi tahun ini juga mematok target investasi yang cukup besar. Nilainya mencapai angka Rp4,7 triliun, dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 4,3 triliun. Fokus investasi di tahun ini menyasar pada sektor industri.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi Jambi, Imron Rosyadi mengatakan, tiap tahun target investasi naik berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Tahun 2017 target nilai investasi 4,3 triliun, Tahun 2018 kita targetkan Rp 4,7 triliun,” kata Imron, Rabu (3/1/2018).
Dia mengatakan, Pemprov Jambi mendorong investasi sektor industri tersebut di wilayah timur Jambi karena daerah tersebut sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK).
Selain itu sektor pariwisata katanya, terus dipromosikan agar investor berminat untuk berinvestasi. Sebab sektor pariwisata berdampak banyak pada masyarakat.
Menurutnya, investor yang menjajaki wilayah investasi di Jambi pada tahun 2017 ada yang dipastikan tertarik menanamkan modalnya, apalagi Jambi memberlakukan kemudahan dalam pengurusan izin.
“Kita sudah ada Standar Operasional Prosedur (SOP), artinya ada kepastian mengurus izin. Dengan kemudahan dan kejelasan itu diharapkan minat mereka (investor) untuk investasi di wilayah kita jadi jelas,” ujarnya.
Di samping itu, Imron juga minta masyarakat untuk menerima secara terbuka jika di daerah mereka ada investasi, sebab masyarakat juga faktor penentu investor mau datang.
“Jadi investasi bukan masalah pemerintah di atas saja, tapi semua terlibat. Artinya rasa aman dan nyaman diperlukan pihak investor,” jelasnya.
Investasi kata Imron, adalah persoalan kompeherensif, sebab itu PMPTSP terus mengingatkan pemerintah kabupaten/kota untuk tidak lengah atas masalah-masalah di bawah yang bisa menghambat ivestasi, apalagi dalam pengurusan izin banyak pihak yang mengawasi.
Dengan adanya dua pelabuhan besar di Jambi itu, diharapkan mampu menjadi kawasan ekonomi terpadu serta mampu meningkat perekonomian masyarakat Jambi khususnya.