Jambi, AP – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Jambi, menyatakan hasil produksi tandan buah segar kelapa sawit ditingkat petani di provinsi ini menurun (trek) karena diakibatkan faktor cuaca.
Ketua Apkasindo Provinsi Jambi Roy Asnawi mengatakan, meskipun harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mengalami kenaikan namun produksi atau hasil panen ditingkat petani mengalami penurunan hingga 20 persen, Minggu (11/03).
“Harga TBS memang naik, namun rata-rata hasil panen petani menurun hingga 20 persen. Keadaan seperti ini memang sudah hukum ekonomi, kalau produksi sedikit maka harga naik,” katanya.
Faktor cuaaca di Jambi yang saat ini masih dalam musim penghujan itu menurut dia, membuat penurunan hasil panen tandan buah segar kelapa sawit yang cukup tinggi dikalangan petani.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agus Rizal mengatakan kondisi harga tandan buah segara kelapa sawit dalam pekan kedua bulan Maret 2018 terus mengalami kenaikan dan kondisi kenaikan itu diperikaran ke depannya masih akan berlangsung lama.
“Kenaikan harga TBS dipengaruhi oleh kenaikan harga dolar dan harga minyak yang naik. Meski mengalami kenaikan, tapi saat ini produksi sawit di masyarakat mengalami penurunan karena memang sedang trek,” kata Agus.
Dalam penetapan harga minyak sawit mentah (CPO) di Provinsi Jambi periode 9-15 Maret 2018 mengalami kenaikan Rp134 per kilogram atau dari Rp7.773 menjadi Rp7.907 per kilogram.
Sedangkan harga TBS usia tanam tiga tahun yang ditetapkan untuk dua periode tersebut adalah Rp 1.417 per kilogram, usia tanam empat tahun Rp 1.509 per kilogram, usia tanam lima tahun Rp 1.579 per kilogram, usia tanam enam tahun Rp 1.645 per kilogram, dan usia tanam tujuh tahun Rp 1.687 per kilogram Kemudian, untuk usia tanam delapan tahun senilai Rp 1.722 per kilogram, usia tanam sembilan tahun Rp 1.756 per kilogram, usia tanam sepuluh sampai dengan 20 tahun Rp 1.810 per kilogram, usia 21-24 tahun Rp 1.755 per kilogram dan di atas 25 tahun Rp 1.674 per kilogram.