Jambi, Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Drs. H. M. Dianto,M.Si, mengaku prihatin dengan kondisi Sungai Batanghari yang semakin tercemar akibat berbagai aktivitas masyarakat maupun swasta mulai dari hulu hingga hilir aliran sungai, Kamis (22/03).
“Dulu waktu kecil masih melihat air Sungai Batanghari jernih, sekarang airnya keruh,”kata Sekda.
Acara penanaman pohon di pinggiran Danau Sipin Jambi menjadi gerakan penghijauan untuk menjaga tepian dengan pepohonan yang juga dapat menangkap serta menjaga kualitas air, Sekda beranggapan dengan menurunnya kualitas air akibat berbagai faktor diantaranya aktivitas masyarakat yang ikut mencemarkan sungai. “Saya lihat ada masyarakat yang buang sampah ke sungai pakai kantong plastik setelah itu ada lagi yang ikut buang sampah, termasuk aktivitas tambang emas ilegal serta faktor lainnya,” kata Sekda.
Sekda perintahkan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi mencari spot sampel untuk mengetahui kualitas air yang tercemar.
“Secara transparan memberi tahu masyarakat terhadap kualitas air di sepanjang Sungai Batanghari,” tegas Sekda.
Permasalahan air akan berkelanjutan pada masa mendatang dengan pencemaran bahan kimia dari perusahaan, kondisi dan perilaku masyarakat serta swasta yang tidak bertanggung jawab menjadi masalah fatal bagi kehidupan, akibat mengkonsumsi air sungai tercemar pupuk dari perkebunan telah menimbulkan masalah luar biasa dimana Suku Anak Dalam meminum air sungai tanpa dimasak atau disimpan terlebih dahulu, yang dalam rentang waktu tiga bulan menyebabkan kematian mendadak 13 orang Suku Anak Dalam di daerah Desa Jelutih Batanghari.
“Akibat meminum air yang sudah tercemar mengalami kematian yang sempat menghebohkan pemerintah pusat untuk melihat penyebab kematian Suku Anak Dalam,” kata Sekda.
Untuk itu, Sekda sangat mengharapkan kesadaran dari berbagai pihak swasta maupun masyarakat umum secara bersama menjaga kualitas air mulai dari hulu hingga hilir dengan tidak membuang sampah dan limbah ke sungai, juga menjaga sumber resapan air termasuk pepohonan. “Sosialisasi menjaga kualitas air sungai di Provinsi Jambi,” tegas Sekda.
Direktur Irigasi dan Rawa Kementerian PUPR Mochammad Mazid, ST, SP.1, menyampaikan acara Hari Air Dunia yang ke-26 mengusung tema Nature for Water agar tumbuh kepedulian bersama terhadap ketersediaan air dimuka bumi.
“Pemasalahan air tidak bisa diselesaikan hanya dengan pembangunan bendungan, instalasi pengolahan air limbah, normalisasi sungai dan sebagainya, yang paling penting adanya partisipasi masyarakat, akademisi, swasta, untuk menjaga dan melestarikan alam sehingga segala permasalahan air dapat dikendalikan atau diminimalisir,” kata Dirjen Irigasi dan Rawa Kementerian PUPR.
Mochammad Mazid, ST, SP.1, menjelaskan keberadaan masyarakat yang membuang sampah ke sungai menjadi tugas berat untuk mengajak serta mensosialisasikan kepedulian pada keberlangsungan air,”Bagaimanapun belum ada makhluk hidup tanpa air, ini menunjukkan peran strategis ketersediaan air,” tegas Dirjen Irigasi dan Rawa.
Dirjen Irigasi dan Rawa menganggap pentingnya melakukan kegiatan aksi nyata secara serentak di 34 provinsi bersama dengan para pemangku kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat, akademisi, perguruan tinggi, pelajar, asosiasi provinsi, komunitas peduli sungai atau danau, serta pihak-pihak yang memiliki kepentingan pada kelestarian air.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera VI Jambi, Nurfajri,ST,SP.1 menyampaikan, kegiatan penanaman pohon untuk memotivasi melakukan tindakan konkrit menjaga dan melestarikan air,”Membangkitkan kesadaran menjaga kelestarian sumber daya air yang ada,”kata Nurfajri,ST,SP.1.
Menurut Nurfajri, ST, SP.1, menjaga ketersediaan serta kualitas sumber daya air dengan mengajak masyarakat efisien menggunakan air, hemat penggunaan air, tanam pohon, menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi penerus. hms