Baranghari,AP – Curah hujan yang terus mengguyur di kabupaten Batanghari sepekan ini,ternyata tak hanya memberi dampak buruk terhadap infrastruktur Jalan, namun juga berpengaruh bagi petani khususnya petani karet.
Bagaimana tidak saat ini petani karet menjerit kesusahan, sebab selain tidak bisa lagi menyadap harga komoditi karet saat ini juga anjlok.
Harga karet petani dipasaran saat ini, sekitar Rp 5000/ kilogram, dan ini jelas tidak sebanding dengan harga bahan pokok yang terus merangkak naik. Bahkan harga beras satu kilogram saja sudah Rp 10.000.
Petani berharap agar pemerintah Kabupaten Batanghari dan provinsi Jambi bisa memperhatikan nasib para petani saat ini.
Salah satu Petani di Kecamatan Batin XXIV Ari menyebutkan sejak musim penghujan getah dari pohon karet sangan minim, sehingga beberapa petani mengeluh termasuk dirinya.
“Mau motong harga getah murah nian, kalau dak motong dak dapat rejeki. Tiap hujan cuma tinggal keraknyo bae,”sebutnya.
Selain itu Yanto Petani karet warga desa Tebing Tinggi kecamatan Pemayung mengatakan bahwa kehidupan sebagai petani karet semakin terpuruk, sebab harga barang kebutuhan pokok semakin tinggi sedangkan harga karet tidak sesuai, hanya kisaran Rp 5000 /kg sampai Rp.7000/ kg kalau kualitas karetnya bagus.
sehingga para petani tidak bisa lagi mencukupi kebutuhan sehari-hari. ” Kami sekarang terpaksa berhutang dulu di warung untuk kebutuhan sehari-hari,” ucapnya.
” harga barang terus naik sedangkan harga karet rendah jadi kami untuk mencukupi kebutuhan dengan ngutang,tolong pak gubernur pak presiden naikan harga karet pikirkan nasib kami petani karet jangan cuma janji di waktu kampanye aja,” cetusnya.
Terpisah Suryani warga Dusun Rasau kecamatan Pemayung mengatakan dengan rendahnya harga karet, saat ini petani yang hanya jadi kuli potong, lebih terpuruk lagi. Sebab karet hasil sadap dibeli dengan harga yang rendah setelah itu berbagi dengan pemilik kebun.
” Jadi kehidupan kami bukan sejahterah sesuai dengan janji pemerintah malah semakin terpuruk, kami cuma kuli potong mas hasil karet yang kami dapat berbagi sama pemilik kebun coba pemerintah bisa menaikan harga karet mencapai Rp.10000/kg saja, mungkin nasib kami lebih baik,”keluhnya.
Harapan Suryani pemerintah harus mengambil sikap terkait soal harga karet tersebut, sebab kebutuhan ekonomi saat ini sangat tinggi, bahkan mata pencarian masyarakat mayoritas adalah petani. ” di batanghari ini banyak petani, jadi kalau kebijakan tidak berpihak kepada petani maka ekonomi masyarakat akan terganggu, bahkan untuk biaya pendidikan kami sudah tidak mampu lagi,” tutupanya.Sup