Jambi, AP – Komisi II DPRD Kota Jambi akan melakukan sidak ke sejumlah pangkalan gas LPG di Kota Jambi jelang bulan Ramadhan. Bahkan pihaknya akan memanggil Disperindag dan Pihak Pertamina agar pasokan Gas LPG tetap tersedia saat Ramadhan. Sebab, pihaknya sudah mendapatkan laporan dari masyarakat tentang sulitnya pasokan gas di Kota Jambi.
“Jangan sampai nanti stok gas LPG tidak tersedia saat Ramadhan, karena kebutuhan gas saat Ramadhan akan semakin tinggi,” kata Ketua Komisi II DPRD Kota Jambi, Umar Faruk.
Ketua YLKI Jambi, Ibnu Kholdun mengatakan, sudah sejak beberapa waktu belakangan terjadi kelangkaan elpiji 3 Kg. Dan berdasarkan pantauan pihaknya, kelangkaan gas bersubsidi bukan hanya terjadi di Kota Jambi namun juga beberpada daerah lainnya di Provinsi Jambi.
“Seperti kita lihat Sarolangun dan Merangin harga gas 3 kg mencapai Rp 27 ribu. Nah inikan menjadi pertanyaan bagi kita jangan-jangan kelangkaan ini adanya unsur kesengajaan,” kata Kholdun.
Dia mengatakan kondisi ini sangat merugikan konsumen, karena dengan langkanya elpiji 3 Kg otomatis harganya melambung.
“Kalau dalam waktu dekat tak ada solusi untuk mengatasi kelangkaan ini, kami akan ajukan somasi ke Pertamina, baik ke Pertamina Jambi maupun pusat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kota Komari, mengatakan bahwa tahun ini suplay gas LPG sudah naik sekitar 4 persen dari tahun sebelumnya. Angka tersebut sekitar 500 Ribu tabung LPG, diantaranya tabung gas 3 Kg, 5 Kg, dan 12 Kg.
Komari menyebutkan bahwa jumlah tersebut belum ditambah dengan suplay LPG saat hari besar seperti bulan Ramadhan. Menurutnya Disperindag kembali mendapatkan tambahan suplai tabung gas sebanyak 17.000 tabung gas, untuk bulan Suci Ramadhan. “Karena kebutuhan tabung gas Elpiji saat bulan Ramadhan pasti lebih tinggi daripada hari hari biasa pada umumnya,” Kata Komari,Rabu (18/4).
Untuk mengendalikan jumlah tabung gas yang beredar saat bulan Ramadhan. Pihaknya akan berkoordinasi dengan tim satgas dan pihak Pertamina agar lebih ketat melakukan pengawasan. “Supaya peredaran tabung gas saat bulan Ramadhan bisa terkendali,” katanya.
Menurutnya saat ini kendala peredaran tabung gas masih terkait dengan harga. Karena banyak masyarakat yang membeli tabung gas Elpiji bukan pangkalan. Melainkan membeli pada pengecer dan warung, sehingga harganya lebih tinggi dari HET.
“Untuk mengatasi ini kita sudah membuat sistem pembelian menggunakan KTP dan KK. Tapi saat ini masih banyak pangkalan yang belum menerapkan ini,” ujarnya.
Ia juga berharap agar setiap pangkalan tidak memberikan tabung gas dalam jumlah yang banyak kepada pembeli. “Cukup satu gas saja untuk satu pembeli, supaya peredaran tabung gas terkendali,” ujarnya.
Seperti yang disampaikan Ani warga Perumahan Aurduri. Dia mengatakan saat ini sangat sulit mendapatkan gas. “Sering antri dipangkalan tapi tak dapat keburu habis,” katanya.
Menurut dia, kondisi ini sangat menyulitkan karena di warung juga sulit mendapatkan gas bersubsidi ini. “Biasanya kalau tak ada dipangkalan di warung ada, inipun diwarung tak ada. Bagaimana mau masak,” keluhnya.
Dia berharap ada penambahan kuota gas bersubdisi ditempatnya apalagi dalam waktu dekat memasuki bulan puasa. “Kalau seperti ini terus bisa gawat puasa nanti,” sebutnya. (Yen)