Sungaipenuh, AP – Saat Sosialisasi peningkatan kesiapsiagaan hadapi bencana 2018, Wakil Wali kota Sungaipenuh H. Zulhelmi, menginstruksikan instansi tanggap dan berperan aktif terkait bencana yang ada di Kota Sungaipenuh, Selasa (08/05).
Wakil Wali kota menyebutkan, Terutama, bencana banjir dan longsor yang kerap terjadi di Kota Sungaipenuh. Dia juga menilai instansi terakait lamban dalam penangganannya.
Dia juga menginstruksikan agar semua stakeholder holder yang berperan sepeti dinas penanggulangan bencana daerah, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sertanya dinas sosial dnabbasna ketahanan pangan agar saling berkoordinasi.
Selain itu juga diminta Wawako agar adanya peningkatan kesiapsiagaan aparat dan lersonel dalam menangani bencana alam. Terutama kecamatan yang rawan bencana daerah Hamparan Rawang, Sungai Bungkal, Kecamatan Pesisir Bukit, Tanah Kampung dan Kecamatan Koto Baru.
“Kalau kita bicara bencana, banyak sudut pandang yang kita lihat. apapun namanya bencana alam, ada campur tangan Allah SWT terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup. Di dalam pembukaan UUD 1945 dibentuknya negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa.Kota Sungai Penuh rawan banjir dan rawan kebakaran, maka perlu bantuan aktif semua pihak,” jelasnya
Pengakuan Zulhelmi, setiap musim hujan kota Sungaipenuh, selalu menjadi langanan banjir, sehingga ini harus menjadi pemikiran semua. Mudah-mudah tahun 2018 ada anggaran dari Provinsi untuk memgelola bagian Hilir. Hulu Sungai adanya di Sungai Bungkal Hilirnya ada di Tanah Kampung dan Hamparan Rawang.
Dikatakannya bahwa Kota Sungai Penuh sudah menganggarkan dana untuk bantuan bencana alam, masalah ini tidak kecil ini harus kita bersama sama mengatasi bencana.
“Kita Kota Sungaipenuh pembuangan dari sungai sungai kecil yang belum ada kejelasan. Yang perlu menjadi identifiakasi kita semua yang mana tugas pemerintah yang mana tugas rakyat, bukan berarti Pemerintah tidak mau bantu,” bebernya
Dikatakannya pemikiran kedepan bagaimana mengelola tanah diwilayah kota yang tidak produktif akibat banjir untuk dikelola menjadi tanah yang bisa menghasilkan dan bermamfaat bagi masyarakat seluas luasnya.
“Yang di Hulu harus ada gerakan menanam pohon, yang di Hilir gotong royong membersihkan got. Mamfaatnya nanti anak cucu kita yang menikmati apa kita perbuat menanam pohon sekarang,” terangnya. (hen)