Jambi, AP – Sistem budidaya ikan berbasis “trophic level” menjadi alternatif bagi para petani di daerah Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muarojambi Provinsi Jambi untuk meningkatkan produktifitas dan efektifitas pemanfaatan kolam yang berpasokan air kurang maksimal.
“Budidaya basis ‘trophic level’ terus disosialisasikan ke petani, agar dapat menghasilkan produksi variatif dalam satu kolam,” kata penyuluh perikanan di Muarojambi, Lukman di Jambi, Senin.
Ia menyebutkan, sistem trophic level yaitu sistem budidaya ikan yang menggabungkan kegiatan usaha budidaya ikan karnivora, omnivora, herbivora, plankton feeder dan detritus feeder. Biasannya sistem ini dilakukan di perairan umum seperti danau atau waduk. Namun kemudian diadopsi untuk dilakukan di kolam.
Sisa pakan utuh yang diberikan kepada ikan karnivora akan menjadi pakan bagi ikan omnivora seperti halnya dalam budidaya ikan patin di dalam jaring keramba, sedangkan di luar jaring disebar ikan nila atau gurame.
Selain dapat memanfaatkan pakan yang tersisa, budidaya perikanan berbasis trophic level akan berfungsi pula sebagai pembersih air.
“Kolam air di Kumpeh kan pasokan airnya kurang maksimal, sehingga kita memanfaatkan air ada. Sehingga perlu menerapkan sistem yang tetap bisa menjaga kualitas air,” kata Lukman yang juga salah satu penyuluh teladan di Jambi itu.
Prinsip budidaya ikan berbasis trophic level yaitu semua nutrien limbah budidaya yang jumlahnya lebih banyak daripada nutrien yang diretensi menjadi daging ikan, dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya kembali.
Selain itu, pengembangan sistem pemeliharaan ikan probiotik juga menjadi pilihan untuk kondisi pasokan air yang tidak mengalir dengan baik.
“Siatem probiotik juga menjadi solusi bagi petani ikan di sini,” katanya.
Kawasan Kumpeh Kabupaten Muarojambi merupakan salah satu daerah penghasil sektor perikanan bagi Jambi, yang mana produknya diserap oleh konsumen di Kota Jambi dan sekitarnya. ant