Muaratebo, AP – Perkelahian berujung maut antara anak dan ayah yang terjadi di Kelurahan Wiroto Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo pada Senin 21 Mei 2018 Sekira Pukul 04.30 WIB lalu masih menjadi obrolan hangat di masyarakat.
Peristiwa berujung maut Hambali (56) warga Jalan WR Supratman tewas di tangan Hendro (35) adalah merupakan anak kandung dari istri pertamanya berinisial PM yang sudah lama di ceraikan.
Penyebab peristiwa maut antara ayah dan anak masih menjadi tanda tanya besar di masyarakat. Kenapa seorang anak tega membunuh orang tuanya sendiri.
Kejadian ini menyisakan kesedihan sangat mendalam bagi keluarga terutama isteri dan anak korban. Innauli isteri (alm) Hambali harus rela hidup tanpa suami yang menikahinya sejak 25 tahun yang lalu.
Selain merenggut suami Innauli, juga merenggut kebahagian tiga anak korban apalagi SR anak ketiga korban saat ini yang masih duduk di bangku SMP. SR harus menjalani hari-hari tanpa seorang ayah.
Innauli istri korban, juga ibu tiri pelaku saat di wawancara sejumlah wartawan memaparkan, kejadian berujung maut itu bukan di sebabkan harta warisan seperti kabar yang beredar sebelumnya. Sehari sebelum kejadian Hendro dan Hambali terlihat akrab tidak ada masalah.
Sejak kedatangannya dari Jawa, terang Innauli, bahwa Hambali memperlakukan Hendro dengan baik, begitupun semua kebutuhannya selalu di penuhi secara layak.
Secara mengejutkan, lanjut Innauli pada Senin 21 Mei 2018 di luar dugaan tanpa sebab yang jelas, anak tirinya yang baru datang dari Jawa tersebut sedang mengancam dan menganiaya suaminya. Saat kejadian dirinya tak berdaya ketika melihat suaminya dianiaya oleh Hendro.
Dirinya melihat suaminya duduk dan meminta ampun kepada Hendro saat kejadian, warga berusaha membantu, namun karena Hendro terlihat sangat membahayakan warga pun tak mampu melerainya, ujar Innauli meyakini.
Innauli dan keluarga sangat terpukul dan menyayangkan apa yang di lakukan Hendro terhadap ayahnya. Menurutnya sebagai seorang anak tidaklah pantas hal tersebut dilakukan kepada orang tuanya sendiri, pungkasnya mengakhiri. (ard)