Kerinci, AP – Jelang pelaksanaan Pilkada Kerinci 27 Juni 2018 mendatang, konstalasi politik mulai memanas. Para pendukung tiga bakal calon bupati dan wakil bupati saling serang isu dan mengumbar program.
Salah satunya di grup Facebook ‘Forum Masyarakat Peduli Kerinci’ yang beranggotakan 28.191 orang dan ‘Persatuan Anak Kerinci’ beranggotakan 54.455 orang. Dalam diskusi grup tersebut, para pendukung yang berakun palsu dan asli saling menghujat
Salah seorang masyarakat Kerinci, Harun sangat menyanyangkan banyaknya akun palsu di medsos yakni di Facebook yang menghujat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati lain.
“Isu yang dihembuskan timses melalui jejaring sosial utamanya Facebook, sangat tidak mendidik dan tidak pantas dilakukan. Masyarakat sudah bisa memahami kandidat mana yang pantas memimpin Kerinci ke depan,” jelasnya.
Harun mengajak seluruh masyarakat agar tidak saling menghujat. Tetapi mengedepankan program untuk menarik simpati pemilih.
“Kita minta kepada seluruh kontestan untuk tidak saling menghujat. Sebab, itu akan menimbulkan polemik yang pada akhirnya bisa berujung pada konflik antar pendukung,” ungkapnya.
Sedangkan, Rahmad warga lain menilai, isu di media sosial jangan terlalu ditanggapi serius, sebab itu adalah kerjaan orang iseng yang menggunakan akun palsu. “Perbedaan pendapat itu bagus, dengan banyak pendapat kita bisa mengambil pendapat terbaik, perbedaan seharusnya membuat kita bersatu bukan berpisah agar demokrasi bisa berjalan dengan baik,” jkatanya.
Bahkan kata Rahmad, kini sejumlah masyarakat sudah enggan membicarakan permasalahan Pilkada Kerinci. Lantaran sudah bosan akan iming-imingan janji dari para calon Bupati dan Wakil Bupati Kerinci.
“Pilkada Kerinci sudah tidak lagi menarik, lantaran masyarakat sudah bosan akan usaha dari Calon Bupati dan wakil Bupati Kerinci dalam meraup simpatisan, bahkan sampai saling caci dan memaki,” jelasnya.
Tidak hanya itu saja, lanjutnya saat ini demokrasi bisa dikatakan tidak berlaku dengan baik di Kabupaten Kerinci, lantaran masyarakat saat ini lebih memilih untuk bungkam, apalagi masyarakat tani seakan sudah tida mau ambil pusing lagi terkait pilkada Kerinci.
“Masyarakat sudah tidak peduli lagi, apakah karena bosan atau memang masyarakat sudah tidak peduli lagi dengan demokrasi di Kerinci, itu kita tidak tahu,”sebutnya.
Menurutnya saat ini masyarakat lebih cenderung fakum, hanya segelintir orang yang punya maksud saja yang bersemangat untuk mempromosikan calon Bupati dan wakil Bupati Kerinci pilihannya saat ini.
“Kalau kita mendingan keladang, siapa yang jadi bupati ya jadi lah. Nasib kita begini juga”, singkatnya.(hen)