Kualatungkal, AP – Sebuah jembatan berusia puluhan tahun yang menghubungkan dua desa, yakni Pasar Senin-Sungai Terap, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), agaknya luput mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat.
Dari pantauan di lapangan, kondisi jembatan sangat tak layak dibanding jembatan lain. Fisiknya terbuat dari bahan kayu terlihat reot, lantai maupun tiang penyangga sudah uzur karena dimakan usia.
Anehnya sangat minim perhatian dari pemerintah setempat. Padahal dari penuturan warga sekitar, kondisi jembatan berusia puluhan tahun itu kerap dilaporkan ke pemerintah kecamatan bahkan kepada para anggota DPRD Dapil Betara.
“Jangankan dibangun baru, rehab saja swadaya masyarakat. Kalau tidak sudah lama jembatan roboh. Tolonglah jembatan kayu di daerah kami ini segera dibangun,” Harap Ali, Warga Sungai Terap, kemarin.
Menurutnya, jembatan tersebut panjangannya hampir 30 meter dengan lebar hampir satu meter. Kalau dikalkulasikan kata dia, pembangunan jembatan rersebut ditaksir menghabiskan dana sekitar seratus juta rupiah.
“Masa iya, pemda tidak mampu mengeluarkan uang sebesar itu untuk membangunnya. Kasihan masyarakat, kalau melintas harus hati-hati karena fisik jembatan goyang,” bebernya.
Ali juga berharap, anggota DPRD dapil Betara lebih peka mendengar keluhan masyarakat. Jangan hanya butuh suara menjelang Pileg saja turun ke bawah, setelah duduk menjadi anggota dewan, lupa dengan keluhan masyarakat.
“Kita sudah memberi tahu kepada anggota dewan, responnya mereka bilang tetap akan diperjuangkan. Hasilnya sampai kini tidak ada realisasi sama sekali,” tururnya.
Ketua Komisi III DPR Tanjabbar, Hamdani saat dihubungi melalui handpondenya tidak ada jawaban menanggapi keluhan masyarakat tersebut. Begitu juga Kadis Perkim Tanjabbar, Netty di temui di kantornya sedang tidak berada di tempat. (mg)