Jakarta, AP – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya untuk mengamankan pasar tujuan ekspor Amerika Serikat (AS) dengan mengambil langkah antisipatif akibat adanya dinamika perdagangan internasional yang akan menghambat kinerja ekspor Indonesia.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa pihanya akan memimpin kunjungan ke Negeri Paman Sam tersebut pada 21-28 Juli 2018. Kunjungan tersebut bertujuan untuk menjaga keseimbangan hubungan dagang antara kedua negara.
“Pemerintah Indonesia akan berupaya menjaga dan mengamankan pasar komoditas ekspor Indonesia ke negara-negara tujuan untuk mencapai target pertumbuhan ekspor 11 persen. Pemerintah harus sigap bertindak jika ada indikasi pasar ekspornya akan mengalami hambatan” kata Enggartiasto, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin, (16/07).
Kunjungan tersebut merupakan langkah antisipatif atas dinamika perdagangan internasional saat ini, yang memicu merebaknya kebijakan proteksionisme hingga kenaikan tarif bea masuk. Di samping itu, kunjungan ini akan memperkuat kemitraan bilateral kedua negara.
“Kunjungan ke Amerika kali ini berupaya menjaga agar kepentingan ekspor Indonesia tidak terganggu karena AS adalah negara mitra dagang utama kedua setelah Tiongkok,” kata Enggartiasto.
Salah satu agenda yang akan dibahas Enggartiasto di Amerika adalah adanya kebijakan Presiden Amerika Donald Trump yang menaikkan tarif impor besi baja dan aluminium.
Indonesia diagendakan memenuhi undangan Duta Besar United States Trade Representatives (USTR) untuk membahas review negara tersebut terhadap negara-negara penerima Generalized System Preferences (GSP) dan Indonesia merupakan salah satunya.
Selain itu, Enggartiasto juga dijadwalkan bertemu Menteri Perdagangan Amerika Serikat serta menggalang dukungan dari industri dalam negeri negara itu. Selain itu, pemerintah juga akan mengangkat isu defisit perdagangan Amerika dari Indonesia.
“Indonesia siap bermitra dengan AS untuk mengidentifikasi dan mengatasi isu defisit perdagangan karena kedua negara memiliki produk dan jasa yang tidak bersaing, tetapi saling melengkapi,” kata Enggartiasto.
Selain pertemuan bilateral dengan Mendag AS dan Dubes USTR, Enggartiasto juga memanfaatkan kunjungan tersebut untuk melakukan forum bisnis. Enggartiasto akan memboyong perwakilan Kdin Indonesia, asosiasi-asosiasi, serta para pengusaha.
Beberapa pertemuan yang diagendakan antara lain adalah dengan United States Chamber of Commerce serta pelaku usaha Negeri Paman Sam tersebut dalam format one-on-one business matching.
Berdasar catatan Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia dan AS pada 2017 tercatat sebesar 25,91 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia mencapai 17,79 miliar dolar AS dan impor sebesar 8,12 miliar dolar AS. Sehingga, neraca perdagangan Indonesia terhadap AS surplus 9,67 miliar dolar AS.
Sedangkan, pada 2018 untuk periode Januari-April, tercatat total perdagangan kedua negara sebesar 9,36 miliar dolar AS dengan neraca perdagangan surplus bagi Indonesia sebesar 2,84 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia pada periode tersebut tercatat sebesar 6,10 miliar dolar AS dengan impor sebesar 3,26 miliar dolar AS. (ant).