Muaratebo, AP – Lahan persawahan di Sungai Udang, Desa Mangun Jayo, Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo mengalami kekeringan, akibat kemarau dan dampak saluran parit irigasi yang di bangun oleh Pemerintah tidak berfungsi.
Petani mengeluhkan kondisi tanaman padi yang kurang baik, padi mulai berbuah tapi tidak berisi bahkan pucuknya pun patah. Dikuatirkan hasil padi musim tanam tahun ini menurun. Hal ini disebabkan sudah memasuki musim kemarau dan parit yang dibuat Pemerintah tidak berfungsi malah membuat beberapa areal kekeringan.
“Padi mulai berbuah tapi banyak tak berisi dan ada yang patah kuduk (pucuk), gara-gara pas mulai keluar bulir padi musim kemarau tibo (tiba). Semenjak ada parit irigasi, air yang tertampung malah ke parit, sehingga sawahnya kering, seharusnya irigasi bisa ngisi air tapi malah bikin kering,” ucap petani yang tak ingin disebut namanya kepada Aksi Post, Kamis (26/07) kemarin.
Apalagi benih yang ditanam dan obat-obatan yang dipakai dibeli sendiri tanpa bantuan dari Pemerintah, keluh petani.
Petani berharap musim tanam mendatang, Pemerintah bisa membantu menyediakan benih dan obat-obatan. Selain itu mengharapkan adanya embung air atau sumber air untuk mengairi sawah, pintanya.
Ketua Kelompok Tan,i Sungai Undang, Roni, kepada Aksi Post, membenarkan bahwa tanaman padi di Sungai Udang Desa Mangun Jayo terancam kekeringan, akibat kemarau dan tak berfungsinya saluran air. Pemerintah sudah membuat saluran air sekitar dua tahun lalu dan menyiapkan mesin pompa untuk mengalirkan air dari saluran ke sawah.
Terkait dengan bibit padi, awalnya pemberitahuan dari PPL bahwa Petani di Sungai Udang tidak dapat, kemudian dapat kabar benih dari tempat lain bisa di ambil sekitar 120 kg, saat benih datang Petani sudah mulai menanam. Diperkirakan hanya sekitar setengah yang dipakai Petani, sisanya sebagian lagi masih disimpan.
“Awalnya gak dapat, pas petani sudah mulai nanam dapat kabar dari PPL ada benih, sisa dari desa lain, kita dapat sekitar 120 kg tapi tak bisa di pakai karena petani sudah pada nanam, sisanya masih di simpan untuk musim tanam mendatang,”ujar Roni.
Soal pupuk, ungkap Roni, petani tidak pernah mengajukan pupuk bersubsidi, Petani beli langsung ke toko pupuk yang ada di Tebo. Begitu juga dengan obat-obatan Petani menyediakan sendiri.
Harapannya pada musim tanam mendatang Petani dapat bantuan benih, pupuk dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan dan tepat saat musim tanam. Selain itu sumber air dapat di carikan solusi seperti pembuatan embung air sehingga minat Petani bisa meningkat.
“Petani sangat berharap bantuan benih, pupuk dan obat-obatan. Kalau bisa bangun embung supaya banyak Petani padi makin bertambah dan lahan yang ada bisa di olah,” pungkas Roni. (ard)