Jakarta, AP – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menyatakan lima persoalan pokok di bidang pertanian yang menjadi tantangan Pemerintah Indonesia lima tahun ke depan, yaitu sempitnya lahan, rendahnya akses terhadap perbankan, dan respons terhadap teknologi belum baik dan persoalan pascapanen.
“Teknologi pertanian salah satu persoalan. Kita harus bisa mengubah ‘mindset’ para petani untuk menggunakan teknologi modern, tidak lagi tradisional, sehingga lebih produktif dan lebih baik lagi,” kata Sekretaris Jenderal HKTI Bambang Budi Waluyo dalam diskusi di Sekretariat HKTI Menteng, Jakarta, Kamis (02/08).
Budi melanjutnya, persoalan lain yang dihadapi petani adalah pengelolaan pupuk dan terkait pasca panen atau pemasaran produk dari petani masih mengalami kendala.
Menurut dia, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian dan Perum Bulog harus bisa mengontrol harga komoditas setelah panen agar tidak anjlok dan petani mendapatkan keuntungan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pakar HKTI Agus Pakpahan mengatakan kelima persoalan tersebut dapat dituntaskan bergantung pada kebijakan dan pemimpin yang memahami persoalan pertanian.
“Yang paling pokok kami melihat perlunya pemimpin yang memahami pertanian. Dengan pemahaman yang mendalam, persoalan pupuk, benih, teknologi, irigasi, pasar, yang selama ini kurang berpihak pada petani dan pertanian, bisa dicarikan solusi,” kata Agus.
Menurut dia, kebijakan pertanian yang sukses dan berpihak pada petani, dapat mencontoh layaknya negara maju, seperti Jepang dan Korea Selatan yang kini mengalami penambahan luas lahan pertanian.
Ada pun di bawah kepemimpinan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, sebagai Ketua Umum HKTI, sejumlah pencapaian yang dilakukan antara lain menciptakan bibit unggulan M400 dan M70D dengan sertifikasi dari Menteri Pertanian.
Kemudian, HKTI mendirikan perusahaan M-Tani untuk mengembangkan bibit unggul, pupuk, teknologi pertanian dan pendampingan bagi petani; membangun pompa air raksasa di Gunung Kidul untuk mendukung pertanian kawasan; serta membentuk kelengkapan organisasi HKTI berupa organiasi otonom HKTI yaitu Koperasi HKTI Tani Makmur Sejahtera, Media Center, IT Data Center, Brigade Anti Hama, Lembaga Litbang, LBH dan Event Organizer.
Untuk mengundang generasi muda masuk, Moeldoko juga gencar melakukan sejumlah langkah-langkah out-of-the-box, termasuk HKTI Innovation Award, mengaktifkan kembali Pesta Petani Muda (Pestani), pengembangan pesawat drone untuk pertanian, pemberdayaan organisasi sayap Pemuda Tani dan perempuan Tani, serta kerjasama dengan kampus dan pesantren untuk menciptakan pemuda petani. ant