Kualatungkal, AP – Kuat dugaan, oknum guru di SMPN 3 Kualatuungkal melakukan praktek Pungli dengan memungut uang kepada siswanya, dengan dalih untuk perawatan dan mempercantik ruang kelas. Besaran pungutan yang bervariasi, mulai dari puluhan sampai ratusan ribu rupiah juga mulai diperbincangankan dan dipertanyakan.
Salah seorang orang tua siswa mengaku, iuran ini disampaikan langsung oleh wali kelas ke orang tua murid dalam sebuah pertemuan resmi yang diadakan pihak sekolah. Dalam undangan tertanggal 1 Agustus 2018 tersebut untuk membahas “penguatan pendidikan karakter yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017”
“Dikira cuma pemberitahuan apa gitu. Tak taunya diminta iuran. Alasannya itu tadi, untuk ngecat ruang kelas biar bagus,” sebut wali murid yang minta namanya tidak ditulis.
Selain merasa keberatan dengan iuran ini, meski pun cuma Rp 50 ribu rupiah. Dirinya merasa ada keanehan atas pungutan tersebut.
“Kalau mau membaguskan ruang kelas, kenapa tidak minta ke pemkab. Kenapa mesti dibebankan ke orang tua murid,”jelasnya sembari mengaku masih menyicil uang seragam sekolah.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 3, Jamili Panjaitan mengaku tidak tahu menahu adanya soal pungutan tersebut. Kepada wartawan dirinya menyarankan untuk bertanya langsung kepada wali kelas masing-masing.
“Yang mas dengar itu dari mana? Saya tidak tahu. Mungkin itu komite kelas atau wali kelasnya. Bapak langsung tanya saja ke dia,” kilahnya.
Anehnya lagi, Jamili sempat memaparkan jika pihak sekolah telah membentuk keluarga 18. Bahkan pihak sekolah menyarankan ke orang tua siswa untuk memperbaiki rumbel dengan iyuran sukarela dari walimurid.
“Terserah orang tua siswa, mau bagusi kelas atau tidak. Demi anaknya. Kami tidak tahu. Jadi pungutan itu, mau lima puluh, mau seribu kami tidak tahu,” kilahnya lagi seraya menyarankan untuk langsung saja ke orang yang ngasih kabar soal pungutan.
Kepada wartawan, Kepsek tetap mengaku tidak terlibat dalam iuaran tersebut. Meskipun diakui tertulis nama dan tanda tangannya dalam surat undangan tersebut, namun dirinya tidak tahu apa yang dibahas antara wali kelas dengan orang tua murid. (her)