Panitia Api Obor Pukul Wartawan
Jambi, AP – Puluhan Wartawan tergabung dalam Aliansi Peduli Jurnalis Jambi gelar aksi damai didepan Tugu Pers Kota Jambi. Atas pemukulan terhadap wartawan Kompas TV oleh Tim pengaman Api Obor Asian Game.
Diketahui sebelumnya, Saat melakukan peliputan Api Obor Asian Games di Jambi, Suci Annisa, mendapat pemukulan di Simpang Empat Kawasan Lampu Merah Museum Siginjai, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, pada Jumat (03/08/2018) lalu.
Salah seorang Oknum Tim Pengamanan memukul sangat keras bagian perut Suci. pukulan yang sangat keras tersebut, membuat Suci sangat kesakitan.
“Saya baru saja mengalami proses kuret karena keguguran kandungan,” Katanya Suci.
Atas dasar tersebut, Nining Antero Ketua Forum Jurnalis Perempuan (FJPI) Jambi, mengutuk dan mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Oknum Pengamanan Api obor Asian Game.
Mendukung dan akan mengawal sepenuhnya proses hukum atas kasus tersebut, dari awal hingga tuntas, sesuai dengan hukum yang berlaku, berdasarkan amanah Pers No 40 Tahun 1999.
Selanjutnya, Aliansi Jurnalis ini menolak proses penghentian kasus ini dilakukan di luar persidangan. Kemudian, Mendesak Pihak Kepolisian dan instansi terkait untuk memproses dan mengusut tuntas kasus tersebut.
“Dan terakhir Mendorong Dewan Pers dan seluruh Organisasi Pers yang ada di Indonesia untuk ikut serta dalam penanganan kasus ini, secara profesional dan mengedepankan kebebasan pers, sesuai dengan UU Pers No 40 Tahun 1999,” tegas Nining, Rabu (08/08/2018).
Sementar itu Zubaida Direktur Beranda Perempuan mengatakan, aksi kekerasan yang di lakukan oleh tim pengaman Asian games yang di lakukan terhadap teman kita suci Anisa wartawan kompas tv ini mencerminkan bahwa pelaku tidak menghormati profesi Jurnalis yang sudah di lindungi oleh undang-undang pers dan ini juga sudah mencerminkan bagaimana aksi aksi kekerasan wartawan terus terjadi hampir di seluruh Indonesia.
“Jurnalis perempuan tentu saja tidak mudah, kita di tuntut bekerja berat di tengah beban ganda. Perempuan juga ibu dan juga istri yang tentu saja yang bebannya lebih berat dari pada laki-laki untuk itu kami bersatu untuk melawan dan jangan pernah takut untuk menyuarakan hak hak kita sebagai jurnalis,” pungkasnya. (Syahrul)