Jakarta, AP – Kementerian Koordinator(Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan(PMK) mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai sebagai dasar untuk merevitalisasi Sungai Citarum.
Sekretariat Revolusi Mental Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan PMK, Harod Novandi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, (4/9), mendorong masyarakat merevitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dengan mengadakan lomba foto.
“Lomba ini bertujuan untuk memviralkan kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat sekitar DAS Citarum terkait dengan Gerakan Indonesia Bersih sehingga dapat mempengaruhi masyarakat lainnya dan memberikan contoh bahwa kegiatan di DAS Citarum berjalan nampak perubahannya,” katanya.
Dia menjelaskan, lomba ini merupakan aksi nyata revitalisasi DAS Citarum.
“Sehingga semangat menjaga kebersihan DAS Citarum dan implementasi Gerakan Indonesia Bersih dapat diwujudkan dengan dampak positifnya dapat dirasakan oleh seluruh warga,” kata Harod.
Relawan Jaga Balai dari Majalaya, Riki Waskito mengatakan perubahan perilaku buang sampah di Sungai Citarum terus didorong sehingga sungai kembali kepada fungsi alamiahnya dan dapat berdampak positif bagi warga yang tinggal di sekitar DAS Citarum.
Dia menjelaskan bahwa bencana alam seperti banjir bandang yang disebabkan oleh rusaknya DAS Citarum dapat diminimalkan, bahkan dihindari apabila warga secara serius memelihara alam.
“Secara sederhana, jika kita membuang sampah ke selokan, maka sampah tersebut akan berakhir di sungai dan jika jumlahnya banyak, maka potensi banjir bandang akan semakin tinggi. Hal inilah yang harus diubah,” ujar Riki.
Selain melakukan sosialisasi perubahan perilaku masyarakat, melalaui Yayasan Jaga Balai, dia dan kawan-kawannya melakukan aksi nyata lainnya yang terkait dengan deteksi dini bencana banjir bandang.
Dengan adanya deteksi dini ini, maka potensi kerusakan dan korban jiwa yang disebabkan oleh banjir bandang dapat diminamalisasi.
“Kami fokus dalam kegiatan pemantauan cuaca, analisa dari berbagai tanda-tanda alam yang berpotensi terhadap terjadinya banjir bandang karena Majalaya memiliki karakter banjir bandang yang berbeda dengan yang ada di Kecamatan Baleendah, Dayeuh kolot dan Bojongsoang. Karakter banjir bandang ini lebih destruktif,” tandas Riki.
Sedangkan, Suryani anggota PKK dari Kecamatan Baleendah menjelaskan bahwa upaya bersih-bersih DAS Citarum merupakan cerminan dari Gerakan Nasional Revolusi Mental khususnya terkait dengan nilai gotong royong.
“Kita rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di sekitar DAS Citarum, bergotong royong dengan warga dari berbagai kecamatan lainnya sehingga upaya ini dapat jauh lebih efektif apalagi sekarang sudah ada bank sampah,”katanya.
Suryani meminta agar pemerintah provinsi maupun pusat memberikan dukungan sepenuhnya terhadap upaya komunitas PKK Kecamatan Bale Endah dalam merivitalisasi DAS Citarum. ant
“Warga di sekitar DAS Citarum siap untuk di relokasi dan kami juga mendukung apabila akan dilakukan pengerukan,” ujarnya.ant