Jambi, AP – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi memperkirakan pertumbuhan ekonomi provinsi itu pada triwulan IV-2018 berada pada kisaran 4,84-5,24 persen (yoy).
“Perkiraan tersebut didukung oleh perekonomian global yang diperkirakan masih dalam fase ekspansi di tengah risiko ketidakpastian yang meningkat lebih tinggi,” kata Kepala Kantor BI Perwakilan Provinsi Jambi, Bayu Martanto di Jambi, Kamis, (6/9).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi dunia yang membaik akan mendorong volume perdagangan internasional dan berdampak positif terhadap perekonomian Provinsi Jambi yang berbasis komoditas.
Inflasi triwulan IV-2018 dipekirakan pada kisaran 3,57-3,97 persen (yoy) atau masih dalam target sasaran inflasi nasional sebesar 3,5 1 persen.
Tekanan inflasi terutama akan bersumber dari meningkatnya konsumsi masyarakat dan tingginya permintaan jasa angkutan udara pada periode hari raya keagamaan dan libur nasional.
Sementara pada triwulan-II 2018 perekonomian Provinsi Jambi kata Bayu tumbuh 4,70 persen (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,62 persen (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2017 sebesar 4,32 persen (yoy).
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II-2018 itu sejalan dengan kenaikan permintaan komoditas energi primer yang merupakan komoditas unggulan daerah dan menguatnya permintaan di tengah keterbatasan pasokan menjadi sentimen positif yang mendorong kinerja sektor pertambangan dan penggalian.
Sementara itu perayaan hari besar keagamaan dengan periode libur yang lebih panjang dari tahun sebelumnya serta berlangsungnya penyelenggaraan pilkada serentak di tiga kecamatan/kota telah berkontribusi positif terhadap pertumbuhan sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor informasi dan komunikasi.
Selain itu, meningkatnya permintaan selama periode puasa dan lebaran termasuk dari negara Timur Tengah yang mampu memberikan sentimen positif terhadap harga komoditas yang selanjutnya mendorong perbaikan kinerja sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.
“Peningkatan di sektor tersebut berdampak pada membaiknya kinerja sektor industri pengolahan di Provinsi Jambi yang didominasi oleh industri makanan berbasis kelapa sawit serta industri karet, barang dari karet dan plastik,” katanya menjelaskan.
Dari sisi pengeluaran, ekspor dan konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong utama ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II-2018.
Pertumbuhan ekspor terutama disumbangkan oleh komoditas pertambangan sejalan dengan perkembangan positif komoditas minyak dan batubara. Sedangkan konsumsi swasta digerakkan oleh kuatnya volume belanja selama periode ramadhan dan Idul Fitri 1439 H.
Untuk konsumsi pemerintah menunjukkan pergerakan ekspansif pada kuartal kedua 2018 setelah mengalami kontraksi di triwulan sebelumnya.
Perkembangan tersebut kata Bayu sejalan dengan dimulainya pengerjaan proyek fisik pemerintah pascapenyelesaian proses lelang, yang juga tercermin pada pertumbuhan sektor konstruksi.
“Perbaikan kinerja konsumsi pemerintah sejalan dengan data realisasi belanja pemerintah daerah yang menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya,” kata Bayu.
Kemudian realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi hingga triwulan II-2018 mencapai 50,05 persen dari APBD 2018. Sementara realisasi belanja hingga kartal kedua 2018 tercatat 27,33 persen dari APBD 2018.
Peningkatan aktivitas ekonomi juga tercermin pada kenaikan laju inflasi Provinsi Jambi menjadi 4,23 persen (yoy) pada triwulan II-2018, yang disebabkan oleh menguatnya konsumsi masyarakat.
Selain itu perkembangan aliran uang tunai juga menunjukkan net outflow sebesar Rp1,92 triliun sejalan dengan transaksi yang meningkat selama periode puasa dan lebaran.
Sementara kinerja korporasi pada kuartal kedua menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 9,87 persen (yoy). Namun peningkatan risiko kredit menjadi 2,84 persen (gross) pada triwulan II-2018 dan perlu menjadi perhatian.
Menurutnya perkembangan ekonomi Provinsi Jambi yang terus tumbuh positif mendorong perbaikan lapangan pekerjaan yang ditunjukkan oleh kenaikan jumlah penduduk yang bekerja sebesar 3,03 persen (yoy) dari 1,73 juta orang menjadi 1,78 juta orang pada Februari 2018.
“Peningkatan indikator ketenagakerjaan sejalan dengan perbaikan aspek kemiskinan pada Maret 2018. Secara persentase tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi pada Maret 2018 sebesar 7,92 persen atau menurun dibandingkan Maret 2017 sebesar 8,19 persen,” katanya. ant