Jambi, AP – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jambi membentuk sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) “Pinang Masak” yang berfungsi sebagai sarana edukasi, mediasi, negosiasi dan advokasi terhadap pengakuan kekayaan intelektual di peguruan tinggi itu.
“Unja telah memiliki sentra kekayaan intelektual dengan nama HKI Pinang Masak. Ini dibentuk karena kreatifitas itu sebuah keniscayaan perguruan tinggi yang menjadi wadah kreator inventor untuk hasil penemuannya,” kata Koordinator Pusat Studi LPPM Universitas Jambi Dwi Suryaartati di Jambi, Rabu, (3/10).
Semangat tersebut dikupas dalam sebuah workshop dengan tema “optimalisasi dan pemanfaatan hak kekayaan intelektual menuju entrepreneurship university” yang dibuka langsung oleh Rektor Universitas Jambi Prof H Johni Najwan.
Melalui sentra kekayaan intelektual yang juga menjadi sarana edukasi itu diharapkan dapat menampung draf paten yang unggul dan menjadi komersialisasi sehingga dapat membanggakan bagi perguruan tinggi.
“Jika memang kita ingin menjadikan kampus kita yang kita mau (unggul), tentu kita harus menghargai kekayaan intelektual,” katanya.
Workshop penguatan optimalisasi Hak Kekayaan Intelektual itu diikuti sekitar 50 peserta yang terdiri dari, peneliti, dosen, inventor dengan narasumber Prof Budi Santoso
Sementara itu Ketua LPPM Universitas Jambi Dr Ade Octavia mengatakan hak atas kekayaan intelektual (intelectual property rights) merupakan yang melekat dari peneliti dan inventor, termasuk juga tenaga dosen.
Hingga saat ini kata dia, Universitas Jambi telah mendaftarkan 16 karya untuk mendapatkan hak paten. Namun dari jumlah yang didaftarkan itu hingga kini belum ada yang mendapatkan HKI.
Selain itu dia mengatakan hingga saat ini telah terkumpul sebanyak 44 karya, baik dalam bentuk sebuah model pembelajaran, inovasi dan karya seni yang dihasilkan para peneliti dan dosen di Universitas Jambi.
Dosen dan peneliti di Unja yang memiliki potensi kata dia menambahkan, akan didampingi secara intensif sehingga bisa menyambut visitasi Universitas Jambi memperoleh akreditasi unggul.
“Dalam beberapa tahun terakhir ini kita mengimbau dosen untuk berani mendaftarkan karyanya untuk memeperoleh HKI,” kata Ade. ant