Jambi, AP – Mantan Anggota DPR-RI tiga priode, Drs. H. Usman Ermulan, MM, dorong Pemerintah Daerah Jambi melalui Pemerintah Pusat untuk melakukan pengerukan sungai Batanghari.
Usman Ermulan mengatakan, sudah saatnya Pemerintah Daerah untuk mengubah jalur transportasi batu bara dari jalur darat kejalur transportasi air.
“Sungai inikan ada kendala, ada spot-spot tertentu yang dangkal, nah, bagaimana pemerintah pusat turun tangan untuk mengambil spot-spot itu, kita harus berjuang, desak pemerintah pusat,” tegasnya, Minggu (14/10/2018).
Mau tidak mau katanya, Pemerintah Daerah segera mengusulkan kepemerintah pusat, melalui Menteri PU, Bappenas RI terhadap pengerjaan pengerukan spot-spot yang dangkal disungai Batanghari.
Dia menilai pemerintah daerah tidak bisa lagi memaksakan angkutan batubara lewat jalur angkutan darat, karna dampak sosialnya cukup tinggi, seperti setiap hari selalu terjadi insiden kecelakaan dan sebagainya.
Menurutnya, jalur air merupakan langkah strategis, disamping meningkatkan volume export, jalur air memiliki resiko lebih kecil dan secara ekonimis memiliki biaya lebih murah dibandingkan transportasi darat.
Untuk itu Mantan Staf Khusus Menteri Negara/Kepala Bappenas RI ini berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah untuk memfungsikan transportasi jalur air sebagai langkah untuk meningkatkan nilai ekspor disektor batubara.
“Mau tidak mau harus lewat, karena saat ini nilai exspor kita disektor batu bara perbulan antara satu hingga satu juta setengah perbulan. Bagaimana caranya nilai ekspor kita perbulan mencapai 10 juta ton perbulan, dan itu solusinya harus diangkut melalui jalur air,” ujarnya.
Dengan meningkatknya nilai exsport tersebut dikatakannya akan berdampak kepada penguatan nilai rupiah atau cadangan devisa berjalan, sehingga ekonomi masyarakat pun akan bergairah
Selain itu diakui oleh Bupati Kabupaten Tanjabar dua priode itu, sebelumnya pada zaman tempo dulu di Jambi pada tahun 60-an sudah dipraktekan menggunakan jalut transportasi air, dan terbukti jambi pada saat itu exspornya meningkat.
“Pada zaman dulu tidak ada angkutan darat, ekspor kita terkenal seperti karet,” imbuhnya. (Bdh)