Jambi, AP – Kenaikan tarif air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang benar-benar mengejutkan pelanggan. Sebab, besaran kenaikan begitu tinggi, yaitu mencapai 100 persen.
Padahal, kenaikan itu sudah ditentang banyak pihak. Baik itu masyarakat hingga lembaga perlindungan konsumen, bahkan DPRD Kota Jambi. Tetapi meski tidak disetujui, tetap saja PDAM mengambil kebijakan sendiri menaikan tarif tersebut.
Akibatnya, banyak masyarakat yang mengeluh atas kebijakan itu. Sebab, angka kenaikan yang sangat besar, sementara pelayanan PDAM dinilai belum memuaskan.
Tak hanya masyarakat, kritikan-kritikan atas kebijakan PDAM tersebut terus bermunculan. Sejumlah pengamat, tak luput angkat bicara melihat kebijakan yang dianggap tak pro rakyat tersebut.
Seperti diungkapkan Nasroel Yasir, Pengamat Kebijakan Jambi. Ia mengatakan saat ini pelanggan PDAM sangat terkejut dengan rekening yang harus mereka bayar. “Semuanya terhenyak melihat angka tagihan, karena besarnya yang harus mereka bayar,” kata Nasroel, Kamis (18/10).
Dia menyebutkan, kalau PDAM benar-benar terus memberlakukan tarif yang baru, hendaknya juga diikuti dengan pelayanan. “Kalau naiknya 100 persen, artinya pelayanan juga harus meningkat 100 persen. Jangan lagi ada air yang mati dan kotor,” tegasnya.
Saat ini sebut dia, mau tidak mau, suka atau tidak suka pelanggan terpaksa membayar tagihan. “Itu menunjukkan komitmen pelanggan, sekarang tunjukan komitmen PDAM dengan tidak ada air yang mati dan air keruh yang dikirim ke pelanggan,” ucapnya.
Lebih lanjut Nasroel mengatakan, kenaikan tarif sebenarnya tidak menjadi masalah selama kenaikannya rasional dan tidak terlalu tinggi. Namun angka 100 persen itu tentunya mengejutkan.
Dikatakannya lagi, seharusnya direksi PDAM bisa mengkaji kondisi masyarakat saat ini. “Kalau cuma menaikan tarif, anak kecil juga bisa pimpin PDAM. Seharusnya ada upaya lain untuk memperbaiki keuangan PDAM. Itulah tugasnya direksi, bukan cuma dengan menaikan tarif,” pungkasnya. (Sumber : Metrojambi.com)