Muarasabak, AP – Para nelayan harus menerima kenyataan dengan minimnya persediaan es balok yang berada di Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). Saat ini pengolahan es balok yang berada di PPI tersebut, hanya mampu memenuhi 20 persen dari kebutuhan nelayan.
Persediaan es balok tersebut bukan hanya untuk nelayan yang ada di wilayah Nipah Panjang saja, tetapi nelayan yang menangkap ikan diwilayah sekitar Nipah Panjang, Sadu, Pulau Bangka, Sumatera Selatan dan Batam juga ikut membeli es balok di PPI Nipah Panjang.
Edi, mekanik mesin pembuat es balok di PPI Nipah Panjang mengungkapkan, saat ini ketersediaan batu es hanya memenuhi 20 persen atau sebanyak 300 balok per hari dari total kebutuhan nelayan di Nipah Panjang sebanyak 1.500 balok. “Sisanya dipenuhi oleh pengelola es batu dari pihak swasta,” ungkapnya, Rabu (31/10).
Selain miniknya persediaan batu es di PPI, Edi menambahkan, bahwa mesin pengolahan es saat ini jauh dari kata layak. Kondisi mesin yang sudah tua juga sering memicu terjadinya kerusakan. “Sehingga tidak jarang setiap harinya mesin memerlukan perbaikan,” katanya.
Dia berharap, Pemkab setempat segera mengganti mesin pembuat es balok dengan kapasitas yang lebih besar,sehingga mampu memenuhi kebutuhan para nelayan secara keseluruhan.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Tanjabtim, Ibnu Hayat mengatakan, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan akan memberikan mesin pembuatan es secara instan. Mesin ini bisa memproduksi es dalam waktu Lima menit. “Bantuan mesin tersebut dalam waktu dekat segera tiba dan akan dikelola di Pabrik Es PPI Nipah Panjang,” sebutnya.
Mesin pembuat es instan itu tidak dapat digunakan oleh nelayan yang aktifitasnya berhati-hati di laut, karena es yang dihasilkan hanya bisa bertahan selama 8 jam saja. “Es hasil dari mesin satu ini hanya bisa digunakan untuk nelayan kecil dengan daya jelajah dibawah 8 jam,” terangnya.
Mesin pembuat es ini bisa menghasilkan es 1,5 ton setiap hari dan dapat menutupi kebutuhan 50 kapal nelayan. Kementerian Keluatan dan Perikanan akan melihat kondisi pabrik es milik Pemerintah di PPI Nipah Panjang. “Bantuan itu rencananya akan disatukan dengan pabrik es di PPI,” jelasnya.
Untuk diketahui, di Kecamatan Nipah Panjang sudah ada Tiga pabrik pembuat es nelayan. Hanya saja, produksi yang dihasilkan belum dapat memenuhi kebutuhan, apalagi jika salah satu dari pabrik es rusak dan tidak beroperasi. Seperti contohnya, pabrik es bantuan pemerintah dilokasi PPI Nipah Panjang, setiap hari rata-rata hanya bisa memproduksi 300 balok es. Produksi ini masih jauh dari kebutuhan. (fni)