Jakarta, AP – Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) menargetkan kelahiran anak sapi hingga 3,5 juta ekor melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita pada paparan kinerja empat tahun terakhir di Jakarta, Senin, (12/11), mengatakan pelaksanaan Upsus Siwab tahun 2017 hingga saat ini terhitung 4 November 2018, sudah lahir 2.385.357 ekor dari indukan sapi milik peternak.
“Capaian kinerja kelahiran pedet ini dalam enam bulan ke depan diprediksi akan bertambah lagi dan mencapai kurang lebih 3,5 juta ekor,” katanya.
Ketut menjelaskan Upsus Siwab telah dilakukan sejak 2016 agar program ini lebih mengoptimalkan pelayanan reproduksi kepada sapi-sapi milik peternak dan mempercepat peningkatan populasi sapi peternak.
Realibilitas dan validitas kinerja nasional tidak perlu diragukan karena seluruh pelaporan kinerja Upsus Siwab sudah terverifikasi, terlaporkan dan tercatat dalam sistem iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Terintegrasi).
Esensi Upsus Siwab adalah mengubah pola pikir petani ternak, yang cara beternaknya selama ini masih bersifat sambilan, menuju ke arah profit dan menguntungkan bagi dirinya
Ada pun berdasarkan perhitungan analisa ekonomi, jika harga anak sapi lepas sapih rata-rata sebesar Rp8 juta/ekor, sedangkan hasil Upsus Siwab 2017-2018 sebanyak 2.385.357 ekor, akan diperoleh nilai ekonomis sebesar Rp19,08 triliun.
Ketut menyebutkan nilai tersebut sangat fantastis mengingat investasi program Uspsus Siwab 2017-2018 hanya sebesar Rp1,41 triliun, sehingga ada kenaikan nilai tambah di peternak sebesar Rp17,67 triliun. Dampak Upsus Siwab juga mampu menurunkan pemotongan betina produktif melalui kerjasama dengan Baharkam Polri. Pemotongan sapi dan kerbau betina produktif secara nasional pada periode Januari sampai Agustus 2018 sebanyak 8.482 ekor.
Jumlah pemotongan tersebut menurun 51,38 persen jika dibandingkan dengan pemotongan sapi dan kerbau betina produktif pada periode yang sama pada Tahun 2017. ant