Jambi, AP – Sejumlah mahasiswa Universitas Jambi (Unja) bergabung mengembangkan produk yang menyediakan media batuan dan tanaman hidup akuarium atau “aquascape” untuk membidik peluang serta mensinergikan minat para penghobi ikan hias di Kota Jambi.
“Saya bersama tim sesama mahasiswa mengembangkan ‘aquascape’, membuat media akuarium dari hiasan bebatuan dan tanaman air. Kami mencoba mengikuti minat penghobi ikan hias dan juga peluang pasar di sini,” kata salah seorang mahasiswa pelaku usaha aquascape, Didi Prasetyo di Jambi, Kamis, (15/11).
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unja bersama timnya yang tergabung dalam pusat inkubasi bisnis mahasiswa ekonomi Unja tersebut mencoba mengembangkan peluang.
Kendali lingkupnya masih kecil, namun menurut Didi kehadiran produknya sudah mulai dikenal oleh masyarakat.
Aquascape merupakan kegiatan atau sebuah kegiatan seni yang mengatur tanaman, air, batu, karang, kayu dan material lainnya dalam sebuah kotak kaca atau “acrylic” yang menyerupai akuarium.
Berawal dari minat dan kegemaran memelihara ikan hias yang dipadukan dengan potensi pasar bidang itu yang masih belum banyak yang menggarap, sehingga Didik dan timnya memulai menekuni kegiatan itu.
“Awalnya dipasarkan kepada sesama teman mahasiswa di kampus, namun ternyata juga digemari di pasar,” katanya.
Ia menyebutkan, batu-batuan dan tanaman air yang dia gunakan untuk membuat produknya itu selain dari wilayah Jambi, juga ada yang dibeli atau dipesan dari wilayah lainnya seperti dari Jawa.
“Untuk beberapa jenis batuan di Jambi banyak diperoleh, namun untuk tanaman harus dipesan dari Jawa yang sudah banyak membudidaya tanaman air untuk akuarium,” kata Didi.
Beberapa jenis tanaman air yang biasa digunakan seperti hydra, rumput, talas kecil dan lainnya. Beberapa bisa diperoleh di Jambi, namun untuk rumput rambat harus didatangkan dari Jawa. Rumput jenis itu sulit mendapatkannya.
Didi dan kawan-kawan melabeli produknya dengan merek “DBD Aquascape”, sebagian besar masih diproduksi berdasarkan pesanan.
Ia mengembangkan kegiatanya itu juga bersinergi dengan ikubasi bisnis di perguruan tinggi tempatnya menuntut ilmu.
“Kita hanya membuatkan aquascape-nya saja, sedangkan ikannya tergantung keinginan dan selera pembeli. Tapi ada juga yang meminta berikut ikan hiasnya sekalian,” kata Didi yang juga menekuni penjualan penganan khas Jambi di kios miliknya di kawasan Jalan KH Agus Salim Kota Jambi itu.
Ia menjelaskan, produknya disesuaikan dengan keinginan pembeli apakah untuk media air laut atau air tawar. Hal itu juga cukup berpengaruh dalam pembentukan media dan ornamen akuarium.
“Kebanyakan memang penghobi ikan hias itu jenis air tawar, tapi ada juga yang air asin atau laut,” kata Didi.
Sementara itu terkait harga jual aquascape produknya, kata Didi tergantung ukuran dan material dan tanaman yang ada di dalamnya. Ia mencontohkan untuk aquascape ukuran 30x40x75 centimeter ia jual dengan harga mulai Rp350 ribu. Ukuran lebih besar dan materialnya lebih beragam dan mungkin langka, maka harganya bisa lebih tinggi lagi.
“Sementara ini kami masih terus mengembangkan dan menjajaki pasarnya, kami juga mendapat bimbingan dari pengajar di kampus. Termasuk kami ikut pameran di kampus,” kata Didi Prasetyo menambahkan. ant