Muaratebo, AP – Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Tebo menggelar pelatihan peningkatan keterampilan dalam upaya pengoperasian alat pemadam kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun 2019 dengan pemateri, BPBD Provinsi Jambi, Manggala Agni, Kodim 0416 Bute, Polres Tebo.
Kegiatan ini di buka oleh Wabup Tebo Syahlan Arpan di dampingi kepala BPBD Tebo Hari Sugiarto dengan peserta yang di ikuti dari Tim Reaksi Cepat BPBD, Damkar, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan pihak aparatur kecamatan. Kegiatan ini di gelar selama tiga hari Rabu-Jumat (21-23/11) di hotel Alya total peserta sebanyak 80 orang peserta.
Wabup Syahlan dalam penjelasannya mengatakan, bahwa kegiatan ini perlu di lakukan dalam upaya mengantisipasi terjadinya Karhutla pada tahun 2019. Bukan hanya terkait Asean Games tahun 2018, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tebo juga gencar lakukan pencegahan dan pengendaliannya.
“Lewat kegiatan, perlu diupgrade dari kemampuan personil masyarakat peduli api. Harapan kita tahun 2019 tak ada lagi kebakaran hutan dan lahan. Oleh karena itu di himbau kepada masyarakat kabupaten Tebo, kita dalam membuka kebun jangan sampai melakukan pembakaran lahan,” ungkap Wabup Syahlan, Rabu (21/11) kemarin.
Kepala daerah operasi Manggala Agni wilayah Tebo – Bungo, Nufik Hari Rahmat hadir sebagai nara sumber mengatakan bahwa Manggala Agni dalam kegiatan pencegahan dan pengendalian Karhutla di bantu pihak TNI/Polri.
Tugas pokok Manggala Agni khusus menangani Karhutla. Tiga hal utama dalam tugas dan fungsinya, pertama pencegahan Karhutla, pengendalian Karhutla, serta penanganan pasca Karhutla (penindakan hukum jika ada pelanggaran hukum).
Kegiatan ini akan lebih di fokuskan pada praktek bagaimana memanfaatkan alat pemadam kebakaran. Manggala Agni dalam menjalankan tugas selama ini selalu berkoordinasi dengan lembaga vertikal, melibatkan elemen masyarakat mulai dari tingkat RT/RW.
“Kita bukan cuma melarang masyarakat membuka lahan perkebunan dengan cara membakar saja. Tapi berupaya berinovasi dan memberi solusinya, seperti menciptakan obat yang dapat membantu untuk mengolah kayu menjadi arang,” kata Nufik Hari Rahmat.
Nufik Hari Rahmat juga menjelaskan, perlu adanya pengenalan alat bantu maupun pengenalan teknis dalam penggunaan alat pemadam Karhutla hingga teknis pengendalian kebakaran, agar tindakan yang di lakukan bisa berhasil optimal, harus ada keterlibatan MPA dan berbagai unsur dan elemen masyarakat, dengan harapan 2019 daerah kita bebas asap,” jelasnya.
Pembinaan MPA sebagai kesadaran masyarakat setempat untuk mencegah kebakaran yang lebih besar. Mencegah di mulai dari diri sendiri. Diharapkan dukungan dari pemerintah desa agar bisa mengalokasikan dana desa dalam rangka penggunaan pencegahan karhutla dan pengadaan alat pemadam dan membentuk masyarakat peduli api disetiap desa.
Pemerintah pusat melalui Bappenas informasinya memperbolehkan dana desa dianggarakan terhadap kegiatan Karhutla. Tinggal teknisnya desa berkoordinasi langsung dengan OPD Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa saja. (ard)