Jambi, AP – Upaya mencegah berita hoax atau konten negatif yang beredar di tengah masyarakat, Kominfo Provinsi Jambi gelar sosialisasi pola kerjasama media massa sebagai mitra pemerintah di ruang utama Kantor Gubernur Jambi, Kamis (22/11).
Kegiatan yang menghadirkan narasumber yaitu dari ketua IWO Jambi, Nurul Fahmy dan Ketua PWI Jambi, Saman, Spt mengambil tema yang bertajuk “Sinergitas Pemerintah Daerah dan Media Massa Menangkal Berita Bohong (Hoax) dalam Rangka Menuju Jambi Tuntas 2021”.
Kadis Kominfo Jambi, Ir Nurrachamat Herlambang pada kesempatan itu mengajak para pewarta untuk pro aktif menangkal berita hoax dan konten negatif sebagai upaya menuju jambi tuntas 2021.
Dikatakannya, dengan mudahnya fasilitas internet yang didapat, maka media online tumbuh subur menjadi penyedia pemberitaan. Sehingga dengan demikian media online menjadi pilihan utama bagi masyarakat dalam memperoleh informasi dan komunikasi.
“Saat ini media sosial adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kemajuan teknologi ini harus dihadapkan dengan kebebasan setiap orang atau pewarta dalam membuat serta membagikan informasi, kawan-kawan dari media online tidak hanya bersaing menyebarkan berita dengan media online lainnya tetapi juga bersaing dengan pewarta pewarta bebas melalui media sosial lainnya,” ujarnya.
Diakuinya, sejak dalam kurun waktu setahun belakangan ini, selalu dihadapkan dengan maraknya berita bohong atau yang lebih dikenal dengan hoax di media sosial. Hal inipun dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
“Mendengar desas-desus yang tidak jelas asal-usulnya tetapi justru itu yang dipakai sebagai bahan berita di media massa tanpa verifikasi terlebih dahulu. Apakah berita itu benar atau tidak benar,” jelasnya.
Ketua IWO Jambi, Nurul Fahmy dalam materinya juga mengajak para wartawan anti hoax dalam menyebarluaskan informasi ditengah masyarakat.
Dikatakannya, wartawan yang tidak memverifikasi sebuah isu yang tengah berkembang di tengah masyarakat sama saja menyebarkan sebuah informasi yang tidak faktual.
“Wartawan yang menyebarkan hoax adalah sebuah pengkhiatan terhadap profesi jurnalis,” paparnya saat menjadi narasumber dihadapan puluhan wartawan.
Diyakininya, wartawan yang profesional tidak akan memproduksi sebuah berita hoax. Menurutnya, hoax itu muncul bermula adanya ketidak puasan terhadap sebuah lembaga birokrasi.
Di Jambi sendiri, Nurul Fahmy menyakini berita hoax tidak ada, yang ada hanya gunjingan, isu dan gosif. Namun hal itu akan berpotensi terhadap berita hoax.
Sementara itu dia menyebutkan ada beberapa jenis model judul berita provokatif, diantaranya seringkali menggunakan judul yang sensasional. Misalnya langsung menuding ke pihak tertentu.
Untuk itu dia menghimbau kepada masyarakat untuk lebih teliti dalam menerima konten atau berita, lakukan perbandiangan dengan beberapa konten berita sebelum menjadi konsumsi luas. bdh