Muarasabak, AP – PetroChina International Jabung Ltd dan Dekranasda menggelar pelatihan membatik lanjutan dengan mendatangkan asesor batik dari Solo di Desa Pemusiran, Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), 26-30 November 2018.
“Sebanyak 20 peserta pelatihan mengikuti bimbingan yang akan berlangsung selama lima hari di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang. Mereka akan mendapat pendampingan dan bimbingan dari asesor batik dari Solo,” kata Government & Relation Superintendent PetroChina International Jabung Ltd Saipul, Selasa (27/11).
Untuk mencapai Desa Pemusiran, tim Dekranasda yang dipimpin Ketuanya Ny Wirdayanti Romi Hariyanto, PetroChina dan asesor batik dari pelabuhan Nipah Panjang menggunakan perahu pompong selama 15 menit. Tim disambut oleh Camat Nipah Panjang Kamaruddin serta muspika setempat.
Saipul menyebutkan, pelatihan membatik itu merupakan pelatihan lanjutan yang mana sebelumnya juga pernah digelar pelatihan serupa. Namun kali ini dipusatkan di Desa Pemusiran yang merupakan desa dengan jumlah komunitas pembuat batik Sabak (batik khas Tanjabtim) paling banyak di kabupaten itu.
“Sebelumnya pelatihan telah kita gelar, dan kali ini lanjutannya diikuti peserta sebelumnya ditambah pengrajin batik di Pemusiran. Kami komitmen mendorong pengembangan batik Sabak, selain pelatihan juga memfasilitasi bantuan cap batik,” kata Saipul.
Menurut Saipul, upaya itu sebagai upaya perusahaan dalam hal ini SKK Migas-PetroChina untuk mendorong potensi lokal serta meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya pembatik khas Tanjabtim itu. Selain itu PetroChina juga akan menggunakan batik Sabak menjadi seragam sebagian karyawannya.
“Tahap awal PetroChina akan menggunakan seragam dari batik Sabak ini. Tahap pertama untuk 50 stel baju batik,” kata Saipul.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Tanjabtim Ny Wirdayanti Romi Haryanto menyambut baik fasilitasi dari PetroChina untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas para pembatik Tanjabtim melalui pelatihan itu.
Menurut dia, diharapkan dengan pelatihan itu bisa meningkatkan kemampuan membatik, meningkatkan kualitas produk serta bisa meningkatkan dan menambah pendapatan keluarga.
“Kami menyambut baik pelatihan program TJS dari PetroChina ini, diharapkan tidak berhenti sampai di sini namun terus ikut mengawal dan meningkatkan kualitas produk batik Tanjabtim ini. Selain mendorong kualitas produk juga memfasilitasi pemasarannya secara berkelanjutan dan menasional,” kata Wirdayanti.
Ketua Dekranasda Kabupaten Tanjabtim yang mengenakan batik warna merah bersama tim lainnya itu menyebutkan potensi batik Tanjabtim cukup besar. Namun ia mengakui dari sisi pewarnaan perlu mendapatkan sentuhan untuk bisa meningkatkan daya saing.
“Saya berharap melalui pelatihan ini ada hal baru yang bisa diaplikasikan oleh para pembatik, salah satunya dalam teknik pewarnaan sehingga bisa meningkatkan daya saing dan hadir sesuatu hal yang baru yang bisa mendorong peningkatan minat pasar,” katanya.
Ia juga berharap para peserta memanfaatkan kesempatan pelatihan itu untuk meningkatkan kemampuan serta mempraktikkan teknik-teknik baru yang disampaikan oleh pembimbing selama lima hari pelatihan.
Sementara itu Widiarso, asesor batik asal Solo yang juga pembimbing dalam pelatihan itu menyebutkan batik Tanjabtim memiliki karakter dan keunikan yang hingga saat ini tetap dipertahankan oleh para pembatik yang ada. Namun ia melihat masih ada hal yang bisa didorong untuk bisa meningkatkan daya saing.
“Saya melihat pembatik mempertahankan kekhasan dan pakem yang ada, tapi saya melihat pula perlu ada sentuhan untuk memberikan penekanan lebih maksimal, salah satunya dalam teknik pewarnaan serta variasi corak. Selama lima hari kami akan menyampaikan beberapa teknik membatik,” katanya.
Selain itu, Widiarso juga mendorong agar selain memproduksi batik, mereka juga membentuk komunitas yang juga menjahit batik sehingga menjadi produk fesyen yang siap pakai.
“Selama ini pembatik masih dominan memproduksi dalam bentuk kain, perlu ada perubahan dan harus langsung diproduksi dalam bentuk fesyen, harus ada garment yang memproduksi bahan batik menjadi pakaian jadi. Bisnis ini tidak bisa sendirian, harus sinergi dan digarap bersama sesuai tugas dan peran masing-masing,” kata Widiarso.
Sementara itu peserta pelatihan yang berkumpul di Balai Desa Pemusiran cukup antusias mengikuti kegiatan itu. Para peserta pelatihan selama lima hari diwajibkan membuat sehelai selendang dan dua helai kain batik yang memiliki kebaruan dari produk yang selama ini mereka produksi.
“Bukan berarti merubah corak batik Tanjabtim, namun kita berikan mereka beberapa hal baru dan teknik pewarnaan melalui campuran obat yang mungkin berbeda dari yang biasa mereka praktikkan,” kata Widiarso menambahkan. ant