Muarasabak, AP – Pemukiman warga yang berada di seberang Kampung Laut, tepatnya di Parit Ban, Kelurahan Tanjung Solok, Kecamatan Kuala Jambi, saat ini belum tersentuh listrik dari PLN. Hal itu telah berlangsung lama selama bertahun-tahun, sehingga sekarang masyarakat setempat hanya menggunakan mesin genset untuk penerangan.
Pemukiman yang terdapat Dua RT, yakni RT 19 dan 20 itu, sekarang ini memang sudah sangat tertinggal. Kenapa tidak, selain listrik, jalan disana juga belum satu pun yang tersentuh pembangunan. “Ini lah kampung kami, listriknya belum ada. Kalau pun ada hanya malam, itu pun menggunakan mesin genset,” kata Ketua RT 19 Kelurahan Tanjung Solok, Mulyadi, Senin (3/12) kemarin.
Dia menjelaskan, bahwa masyarakat disini sangat mendambakan listrik PLN masuk ke tempatnya. Karena dari zaman pemekaran Kabupaten Ujung Jabung menjadi Dua, sampai sekarang belum sama sekali tersentuh listrik PLN. “Kami ini orang Indonesia juga, kami juga ingin merasakan listrik dari PLN. Dari dulu kami tidak pernah menikmati listrik. Entah kapan tempat kami ini bisa dialiri listrik,” jelasnya.
Diterangkannya, di Parit Ban ini ada kurang lebih 500 jiwa dengan 100 lebih KK dan terdapat 95 rumah. Dirasanya dengan jumlah rumah tersebut, sudah sepantasnya wilayahnya itu sudah dialiri listrik. “Dua RT disini terdapat 7 batang parit, tapi untuk luas wilayahnya saya lupa,” terangnya.
Dia juga mengungkapkan, di Parit Ban ini bisa tembus ke Desa Alang-alang, Kecamatan Muarasabak Timur. Menurutnya, jarak dari Parit Ban ke Desa Alang-alang sekitar 4 Km lebih. “Kita tidak tahu pasti berapa jaraknya, yang jelas sekitar 4 Km lebih,” ungkapnya.
Namun, tambahnya, saat ini yang menjadi kendala pembebasan lahan untuk tiang listik, karena sebagian ada yang mau dan ada juga yang tidak mau. “Tapi kalau memang pemerintah bisa mengupayakan listrik masuk kesini, kami masyarakat juga mengupayakan terkait pembebasan lahan, asalkan kampung kami ini bisa dialiri listrik PLN,” harapnya.
Ditambahkanya lagi, bahwa setiap kali Musrenbang pihaknya selalu mengusulkan listrik maupun pembangunan jalan, tapi sampai sekarang tidak ada juga realisasinya. “Rasanya sudah bosan menghadiri Musrenbang itu, satu pun yang diusulkan tidak pernah ditanggapi. Kami sangat mengharapkan perhatian pemerintah setempat, karena membutuhkan listrik. Kami ingin seperti di Kampung Laut listriknya hidup siang malam. Jadi sekali lagi kami sangat berharap pemerintah memperthatikan kami, baik itu listrik maupun pembangunan jalan,” harapanya lagi. (fni)